Stok Jagung Surplus 3 Juta Ton, Indonesia Bakal Ekspor ke Filipina
JAKARTA - Indonesia mengalami surplus stok jagung hingga 3 juta ton. Rencananya, stok jagung ini akan di ekspor ke Filipina.
Perum Bulog pun mengaku sudah menghubungi pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila agar bisa merealisasikan ini.
Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto mengatakan berdasarkan perhitungan pihaknya Indonesia mengalami surplus dalam hal produksi jagung. Kondisi ini yang membuat keran ekspor terbuka lebar untuk komoditas tersebut.
"Kalau untuk jagung saya pikir ini juga sangat berpeluang untuk kita ekspor. Karena memang produksinya kurang lebih surplusnya bisa sampai 3 juta ton. Saya sebelum ke sini sudah menghubungi KBRI juga di Manila, beliau sangat aware, sangat bisa membantu untuk kita bisa merealisasikan itu dalam waktu dekat," katanya dalam diskusi virtual, Jumat, 19 Agustus.
Baca juga:
- Dunia Hadapi Krisis Pangan, Bagaimana Kondisi Stok Beras Indonesia?
- Naik 33 Persen di 2021, Menperin Agus Gumiwang Optimistis Industri Furnitur Bisa Moncer Tahun Ini
- Paling Banyak Menyasar ke Swiss, Ekspor Perhiasan Indonesia Capai 2,37 Miliar Dolar AS dalam Enam Bulan Tahun Ini
- BI Girang Neraca Perdagangan Indonesia Surplus: Ketahanan Eksternal Terjaga
Namun seiring dengan rencana tersebut, ada permasalahan yang muncul yakni kekurangan dryer atau mesin pengering jagung. Sebab, ketika panen jagung tinggi diperlukan mesin pengering yang mampu menampung.
"Ini kan jenis pangan yang harus kita keringkan sementara pada periode berikutnya setelah panen itu biasanya dia mengalami satu proses potensi adanya terkena jamur dan lain-lain. Sehingga pada saat yang sama kita mesti bergerak menyerap sebanyak-banyaknya terus kemudian melakukan proses pengeringan," ucapnya.
Karena itu, kata Budi, kekurangan mesin ini akan diatasi juga. Menurut dia, Bulog saat ini akan membangung fasilitas mesin pengering jagung atau corn drain center (CDC).
Ada enam titik lokasi yang sedang dibangun dengan kapasitas kurang lebih 120 ton per hari. Jika akumulasikan per tahun, kapasitas total dari mesin ini adalah 108.000 ton.
"Ini tentu bisa kita revolving (putar) stoknya hingga pada saat yang sama ketika Indonesia ada shortage (kekurangan) terhadap kebutuhan jagung, potensi harga naik, kita sudah memiliki kesiapan jagung ke depan. Nanti kita punya beberapa dryer yang sedang dibangun saat ini yang insya Allah mungkin sekitar bulan Desember akan selesai," katanya.