Meski Digeser ke Musim Dingin, Piala Dunia 2022 Qatar Tak akan Ramah Bagi Pesepak Bola
JAKARTA — Cuaca di Qatar diprediksi tetap tidak ramah bagi pesepak bola peserta Piala Dunia FIFA 2022 akhir tahun ini meski sudah digeser dari musim panas ke musim dingin.
Kompetisi empat tahunan itu lazimnya digelar setiap musim panas antara Juni dan Juli. Namun, pengecualian dibuat induk sepak bola internasional itu untuk edisi kali ini.
Langkah ini untuk mengantisipas cuaca panas yang ekstrem di negara Timur Tengah itu. Pasalnya, jika mengikuti kebiasaan sebelumnya, maka Qatar otomatis tidak bisa menjadi tuan rumah.
Di bulan-bulan tersebut cuaca Qatar tidak ramah bagi pemain sepak bola. Cuaca di sana sangat panas sehingga pemain akan kesulitan beradaptasi.
Suhu menjadi topik paling hangat sejak negara Teluk itu memenangi bidding tuan rumah turnamen. Akibatnya, untuk pertama kalinya kompetisi harus dialihkan ke musim dingin karena akhir tahun Qatar jauh lebih sejuk.
Walau digelar pada musim dingin, jelas Timur Tengah jauh lebih panas daripada Eropa. Topik tentang water break dan cuaca hangat masih mendominasi pembicaraan seputar kompetisi itu.
Menurut laporan FourFourTwo, Jumat, suhu di Qatar pada Piala Dunia nanti diperkirakan berkisar antara 15 sampai 30 derajat celsius. Di bulan November diperkirakan berada di rata-rata tertinggi 29 derajat celsius di siang hari, hingga terendah 19 derajat di malam hari.
Selama ini suhu rata-rata selama November di Qatar adalah sekitar 25 derajat celsius. Rekor tertinggi di Qatar pada bulan November adalah 38 derajat.
Sementara itu, suhu rata-rata di Qatar pada bulan Desember adalah 20 derajat celsius. Adapun rekor tertinggi untuk bulan ini adalah 32,7 derajat celsius.
Sejauh ini rekor suhu di Qatar adalah 50 derajat celsius yang tercatat pada Juli 2010. Namun, suhu di titik ini kemungkinan kecil terjadi karena Piala Dunia tahun ini berlangsung pada musim dingin.
Di Piala Dunia nanti, Qatar diperkirakan tetap diguyur hujan karena rata-rata 3 mm curah hujan di negara itu terjadi pada bulan November. Sementara itu, pada bulan Desember meningkat menjadi 12.1 mm.
Angka itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan Inggris Raya. Menurut MetOffice, Inggris menerima rata-rata 123,40 mm selama bulan yang sama.
Qatar sejauh ini sudah mengerahkan semua kemampuan mereka agar ajang ini berjalan baik. Salah satu langkah adalah melengkapi tujuh dari delapan stadion pertandingan dengan penyejuk udara atau air conditioner (AC) bertenaga surya.
Baca juga:
- Ronaldo Tawarkan Diri ke Borussia Dortmund, Saham Klub Langsung Naik
- Siap Tindak Tegas Pelaku Dugaan Serangan Rasial Son Heung-min, Chelsea: Klub Tidak Mentolerir Perilaku Diskriminatif
- Menuju GP Austria dengan Motivasi Tinggi, Vinales: Kami Ingin Bertarung di Depan dan Meraih Kemenangan
- Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah US Open, Hadiah Tahun Ini Capai Rp890 Miliar
Teknologi ini menggunakan sensor yang bisa menjaga suhu tetap konstan dan menyesuaikan aliran udara. Udara yang masuk akan diumpankan kembali ke sistem pendingin stadion, dibersihkan dengan air tujuh derajat celsius dan dipompa kembali.
Meski demikian, tetap ada kemungkinan cuaca cukup panas bagi pemain Eropa. Namun, Qatar berharap para pemain akan dijaga pada suhu 21 derajat celcius.
Selain itu, jika cuaca mencapai suhu yang cukup panas maka water break akan berlaku di Piala Dunia di Qatar nanti. Namun, istirahat akan dipertimbangkan berdasarkan pertandingan per pertandingan.