PLN Inovasi Gardu Induk Digital Pertama di Indonesia, Lebih Aman dan Minim Potensi Gangguan

JAKARTA - PT PLN (Persero) melakukan berbagai pengembangan di Gardu Induk Sepatan II. Selain melakukan digitalisasi, PLN juga melakukan pemberian tegangan atau energize.

General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung menjelaskan proyek GID 150 kV Sepatan II merupakan Gardu Induk dengan teknologi yang paling mutakhir dan pertama di Indonesia. Ia menambahkan, GID merupakan suatu inovasi dari PLN sebagai perusahaan yang terus bertumbuh kembang, serta bukti konkret PLN menerapkan sekaligus meningkatkan teknologi baru dalam sistem ketenagalistrikan tanah air.

“Pembangunan GID 150 kV Sepatan II menerapkan teknologi full digital pada gardu induk konvensional. Dengan penggunaan Fiber Optic, banyak kelebihan yang didapat di antaranya lebih aman, lebih minim potensi gangguan, monitoring operasional lebih mudah, identifikasi gangguan lebih cepat dan tepat serta proses pembangunan menjadi lebih cepat,” ungkap Padudung dalam keterangan resmi, Kamis 11 Agustus.

Tidak hanya itu, penggunaan teknologi Fiber Optic di GID ini memiliki keunggulan lain seperti pengurangan kabel tembaga hingga 80 persen yang berimplikasi positif pada pengurangan material berat yang digunakan sehingga meminimalisasi material yang diangkut dan berdampak pada pengurangan emisi CO2 pada saat proses pengangkutan.

Melalui energize tahap kedua ini sekaligus menandakan selesainya pembangunan GID 150 kV Sepatan II. Praktis kapasitas total Gardu Induk ini menjadi 2x60 MVA dengan beroperasinya kedua trafo, melayani konsumen dengan mengalirkan listrik yang bersumber dari PLTU Lontar dan kemudian disalurkan melalui SUTT 150 kV Sepatan-Sepatan II.

"Harapan dari beroperasinya Gardu Induk Full Digital pertama di Indonesia ini, keandalan pasokan energi listrik di Provinsi Banten, khususnya wilayah perindustrian, semakin meningkat. Pertumbuhan industri baru serta dapat menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus menjadi pintu pembuka menuju teknologi baru sistem kelistrikan Indonesia yang lebih baik," tutup Padudung.