Kecam Juri yang Menangkan Canelo dalam Duel Kedua tahun 2018, Golovkin: Mereka Dimanfaatkan Seperti Tisu Sekali Pakai

JAKARTA - Gennady Golovkin mengecam para juri yang memberi Canelo Alvarez kemenangan dengan keputusan mayoritas saat berhadapan dengannya pada tahun 2018.

Dua petarung ini bertemu pada 2017 dan 2018 sebagai bagian dari trilogi yang akan diselesaikan tahun ini, di mana duel pertama berakhir imbang dan yang kedua dimenangkan oleh Canelo.

Sejak itu, Golovkin berhasil memenangkan empat pertarungan melawan lawan-lawannya. Meski mengaku sudah move on, tetapi ia masih merasa bahwa keputusan juri salah.

Dalam sebuah wawancara dengan The New York Post, petinju Kazahstan itu berbicara tentang hal apa saja yang diharapkannya dari duel ketiga melawan Canelo.

"Saya akan jujur ​​dengan Anda, saya sudah move on pada hari berikutnya," kata Golovkin.

“Saya tidak terlalu memikirkannya. Saya menyadari bahwa orang-orang yang memberikan skor itu, mereka telah dimanfaatkan.

"Mereka digunakan seperti tisu sekali pakai. Sudah waktunya untuk menggunakannya, mereka digunakan dan dibuang."

Golovkin juga berbicara tentang bagaimana Canelo tidak pernah jadi petinju tak terkalahkan di matanya, meskipun itu adalah apa yang dipikirkan banyak orang di dunia olahraga.

“Saya sudah lama mengenal Canelo, dan saya selalu tahu bahwa itu (mengalahkannya adalah) mungkin, dan Dmitry Bivol baru saja menunjukkannya kepada kami,” katanya.

"Beberapa ahli berada di bawah ilusi bahwa Canelo tidak terkalahkan, saya tidak pernah berbagi pendapat itu.

"(Kekalahan dari Bivol) semacam membawa situasi kembali ke kenyataan, kembali ke keadaan sebenarnya.

"Saya pikir dia akan menarik kesimpulan sebagai akibat dari kekalahannya. Dia akan menganggap pertarungan kami jauh lebih serius, jauh lebih realistis, dan itu akan menjadi pertarungan yang sama sekali berbeda, dibandingkan dengan pertarungannya melawan Bivol."

Golovkin juga berpikir bahwa ada banyak orang beracun di kamp Canelo menyusul perilakunya baru-baru ini.

"Saya tidak bisa berbicara untuknya, perilakunya, saya pikir itu hanya menunjukkan wajah aslinya," kata Golovkin.

"Cara dia dibesarkan dan tingkat toksisitas di sekitarnya, orang-orang beracun yang ada di kampnya."