Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2022 Capai 5,44 Persen, Anak Buah Sri Mulyani Optimistis di Kuartal III Bisa Lebih Tinggi: Tapi Masih Waspadai Ketidakpastian
JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 tumbuh lebih tinggi dari kuartal kedua tahun ini. Salah satu faktornya jika melihat berbagai data yang ada seperti sektor manufaktur hingga perdagangan yang terus pulih.
"Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga itu akan cukup kuat, bahkan mungkin sedikit lebih kuat dibandingkan dengan kuartal II-2022 yang tumbuh 5,44 persen (yoy)," kata Febrio dalam acara Tanya BKF secara daring dikutip Antara, Senin 8 Agustus.
Kendati begitu, masih terdapat ketidakpastian yang terus diwaspadai pemerintah lantaran berbagai perubahan terjadi bukan hanya dari bulan ke bulan, tetapi seringkali bahkan dari hari ke hari.
Ia mencontohkan, dalam satu minggu terakhir harga kelapa sawit sudah turun di bawah 100 dolar AS per barel, tepatnya sekitar 80 dolar AS per hari ini.
Oleh karenanya berbagai perubahan itu terus dipantau, di samping terdapat tren pemulihan perekonomian yang aktivitasnya sudah jauh di atas level pra pandemi. Bahkan, pertumbuhan ekonomi juga terlihat disertai dengan pemulihan yang sangat kuat di sektor UMKM.
"Hal ini yang memang ingin selalu kami lihat dari sisi pemerintahan. Saya sudah sampaikan tentang kemiskinan harus terus turun, begitu pula tingkat pengangguran harus terus turun," tuturnya.
Baca juga:
- Gelar Kegiatan Sosial untuk HUT Pasar Modal, SRO Ajak Investor Tingkatkan Transaksi pada 9 Agustus
- Menkop UKM: FGD B20 di Bali Jadi Peluang Kerja Sama UMKM
- Pendapatan Capai Rp11,7 Triliun, KAI Cetak Laba Bersih Rp740 Miliar dalam Enam Bulan: Melesat 254 Persen
- Menteri Teten Bilang 86 Persen Bisnis UMKM Bergantung Internet
Dengan demikian di tengah ketidakpastian yang ada, dirinya optimistis perekonomian domestik akan tumbuh cenderung ke batas atas rentang 5,1 persen sampai 5,4 persen pada keseluruhan tahun 2022.
Proyeksi tersebut seiring dengan belanja subsidi dan kompensasi energi pemerintah yang mencapai Rp500 triliun pada tahun ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan pemulihan ekonomi, khususnya konsumsi agar tetap bisa berjalan.
Selanjutnya untuk tahun 2023, Febrio memperkirakan pertumbuhannya masih akan sesuai dengan target kesepakatan pemerintah dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, yakni dengan batas bawah 5,3 persen.