Risma Sapa Anak-anak di Daerah Tepencil dan Tertinggal: Mulai Sekarang Tidak Boleh Lakukan Perundungan, Karena Semua Sama
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meminta anak-anak Indonesia tidak melakukan perundungan akan tetapi mengembangkan sikap saling peduli serta membantu karena anak Indonesia bersaudara dan satu bangsa.
Saat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Risma menyapa anak-anak, terutama dari daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) melalui koneksi video jarak jauh secara tidak langsung.
"Mulai sekarang anak-anakku tidak boleh mem-bully (melakukan perundungan) atau mengolok-olok temannya yang ada kekurangan. Siap anak-anakku? Karena semua sama," ujar dia melalui siaran daring diikuti di Jakarta.
Dia meminta anak-anak untuk memupuk sikap saling peduli, menyayangi, dan saling membantu, karena anak Indonesia bersaudara dan satu bangsa.
"Ada teman-teman lainnya yang kekurangan, mungkin mereka tidak sempurna dalam melihat, tidak memiliki salah satu anggota badan. Tapi itu tidak lantas membuat kita memandang rendah. Tidak boleh ya. Karena di balik kekurangan mereka ada kelebihan. Karena di mata Tuhan, kita semua sama," ujarnya disitat Antara.
Dia mencontohkan salah satu anak penyandang disabilitas, Gading, yang tidak patah semangat dan bekerja keras. Dari hasil dia bekerja, serta mendapat bantuan dari Kementerian Sosial, Gading bisa menyimpan tabungan senilai Rp20 juta dan membelikan motor baru untuk orang tuanya.
Anak-anak tersebut juga menyimak bagaimana cucu Presiden Joko Widodo Jan Ethes bermain dengan anak penderita Cerebral Palsy, Gabriel. Kemudian cucu Mensos Risma, Gwen, bermain dengan pasien anak pengidap kelainan jantung, Nissa, serta anak Wali Kota Manado Andrei Angouw, Annabel mewarnai gambar bersama anak difabel, Mauren.
Mensos Risma memberi motivasi anak-anak tersebut agar tidak kenal menyerah sesulit apapun keadaannya, dan berusaha menggapai cita-cita yang mereka inginkan.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyerahkan bantuan ATENSI bagi anak Lombok Timur senilai Rp3,8 miliar berupa bantuan kebutuhan anak (nutrisi, pakaian, peralatan sekolah, dsb), bantuan kebutuhan khusus (kursi roda, kacamata walker, dan sebagainya), pengentasan kemiskinan ekstrem (akses listrik dan air), dan renovasi rumah layak anak.
Baca juga:
- Cegat Angkot di Pinggir Jalan, Nostalgia Ganjar Pranowo dan Istri di Purbalingga Terwujud, Sempat Dicurhati Sopir
- Palang Pintu dan Musik Hadroh Buka Jalan PKS Masuk KPU Daftar Peserta Pemilu 2024
- Sambil Pawai Kebudayaan, PDIP Daftar Jadi Peserta Pemilu 2024 ke KPU
- Istri Irjen Ferdi Sambo Bakal Datangi LPSK Siang Ini, Minta Assessment Perlindungan
Turut hadir secara virtual Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, hadir di lokasi kegiatan antara lain anggota Komisi VIII DPR RI Rachmat Hidayat, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy, perwakilan Dewan Pengawas Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Rusdi Amral, Ketua Yayasan Kemanusiaan Kompas Antonius Tommy.
Rangkaian Perayaan HAN 2022 berlangsung di 17 titik terdiri atas lima kecamatan di Kabupaten Lombok Timur, 10 titik komunitas di kawasan 3T dan dua titik di Sentra dan Sentra Terpadu Kemensos.
HAN 2022 diharapkan menjadi momen anak-anak dari seluruh Indonesia saling berkomunikasi.
Komunitas yang menjadi lokasi HAN 2022 adalah Suku Anak Dalam di Jambi, Suku Baduy Banten, Suku Laut Pulau Bertam Kepulauan Riau, Suku Asmat Papua Erosaman, Suku Asmat Papua Amagais, Suku Asmat Papua Asatat, anak di wilayah perbatasan Sebatik Nunukan, kota kecil Wini (Kabupaten Timor Tengah Utara), Suku Dayak Meratus, dan pengungsi Kabupaten Majene. Sentra Terpadu Soeharso di Solo dan Sentra Antasena Magelang ditetapkan menjadi lokus lembaga.
Rangkaian kegiatan HAN sudah dilakukan di antaranya Sentra Alyatama Jambi memberikan bantuan bus sekolah. Pembangunan sekolah di Majene, bantuan kapal penyeberangan anak sekolah di Pulau Bertam, komputer dan laptop di Wini, 100 sepeda di Kabupaten Sarmi Papua, dan penguatan pusat komunitas untuk anak-anak di Suku Dayak Meratus.