132 Rumah Warga di Maluku Tengah Terendam Banjir
AMBON - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Maluku Tengah dalam dua hari terakhir menyebabkan sebanyak 132 unit rumah warga di Kecamatan Amahai, terendam banjir.
"Data sementara 132 unit rumah warga yang terendam banjir. Ini rumah warga yang bermukim di kilometer 7, 8, 10 dan 12," kata Kepala Pelaksana (Kalaks) BPBD Maluku Tengah Abdul Latief Key dikonfirmasi di Ambon, Maluku, dilansir ANTARA, Jumat, 29 Juli.
Banjir yang merendam empat kawasan permukiman itu selain karena intensitas hujan yang tinggi dalam sebulan terakhir, juga karena meluapnya air Sungai Hollo yang berada di belakang kawasan yang merupakan kawasan transmigrasi lokal.
"Banjir paling parah itu di kilometer 10, khususnya di Dusun Huameteno, Negeri Sepa, Kecamatan Amahai. Ketinggian airnya mencapai sekitar 75-100 cm," katanya.
Menurutnya, saat ini hujan mulai mereda sehingga banjir mulai surut. Warga mulai membersihkan rumahnya yang terendam dari lumpur.
Soal jumlah warga yang mengungsi, menurut Latief hanya empat kepala keluarga (KK) warga Dusun Huameteno yang mengungsi sementara di masjid setempat pada Kamis (28/7). "Saat ini mereka sudah kembali ke rumahnya karena air sudah surut," ujarnya.
Latief menyebutkan banjir yang melanda Kabupaten Maluku Tengah, khususnya di kawasan transmigrasi lokal itu merupakan yang paling parah dalam kurun lima tahun terakhir, termasuk mengganggu aktivitas lalu lintas karena air meluap hingga menutupi ruas jalan trans Seram.
"Tahun ini kondisi banjirnya sangat parah, karena beberapa kawasan permukiman di Masohi sebagai Ibu Kota Maluku Tengah, juga ikut terendam banjir pada 17 Juli 2022," katanya.
Baca juga:
Pihaknya, sambung Latief, telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa makanan siap saji, beras hingga selimut kepada warga yang terdampak.
"Tadi siang juga Bupati Abua Tuasikal bersama istri telah turun untuk melihat kondisi terkini sekaligus menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak," katanya.
Tim BPBD Maluku Tengah bersama personel Polri juga sementara berada di lapangan untuk menginventarisasi berbagai kerusakan, maupun rumah warga yang terdampak, di samping berbagai kebutuhan darurat yang dibutuhkan warga.