Pengamat Sebut Jokowi Effect Belum Signifikan karena Dukungan ke Kandidat Capres Belum 'Terbuka'
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Gun Gun Heryanto menyoroti hasil survei Development Technology Strategy (DTS).
Survei ini menyebutkan dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kandidat calon presiden (capres) di Pemilu 2024 tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan elektabilitas calon.
Menurutnya, Jokowi harus memelihara hubungan baik kepada siapapun kandidat capres yang berpotensi menang. Sebab, Jokowi effect dinilai tidak signifikan mendongkrak kandidat capres 2024 karena faktor kepentingan.
“Tentu Pak Jokowi harus memelihara keberlangsungan program dia dan juga harus ‘investasi’ hubungan baik dengan siapapun yang berpotensi menang di 2024," ujar Gun Gun di Jakarta, Senin, 25 Juli.
Gun-gun mengatakan, Jokowi tidak pernah secara terbuka menyebutkan akan mendukung siapa meski kerap kali dekat dengan salah satu calon. Kata dia, hal itu masih samar. Bahkan Gun Gun meyakini, Jokowi tidak akan buka suara sampai hari H pemilu pada 14 Februari 2024.
“Di belakang panggung, dia salah satu bentuk politik yang akan menentukan konsolidasi politik dalam Pilpres 2024. Nah kesamaran itu, komunikasi tersamar dari apa yang dilakukan Pak Jokowi menyebabkan Jokowi effect sampai sekarang tidak terlalu terasa pada salah satu nama calon,“ jelas Gun Gun.
Dalam survei, tiga nama calon kandidat teratas adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Dengan atau tanpa ‘endorse’ dari Jokowi, menurut Gun Gun, elektabilitas dan popularitas ketiga figur itu bergerak dinamis. Namun masih ada sejumlah kandidat yang elektabilitasnya naik perlahan, padahal pemilu makin dekat.
Gun Gun lantas mengingatkan, ada dua gaya yang disukai masyarakat Indonesia. Presiden Jokowi unggul pada pemilu 2014 dan 2019 dengan gaya equalitarian, yang merangkul, turun ke bawah, dan gampang dicerna.
Baca juga:
- Presiden Jokowi Bertolak ke China, Jepang, dan Korsel
- Terima Kasih ke Jokowi, Anies Baswedan: Dukungan Pak Presiden Telah Memungkinkan Proyek JIS Berjalan Tuntas
- Bertambah Dua Kasus Terkonfirmasi, Singapura Kini Catat Delapan Infeksi Cacar Monyet
- Komisi IX ke Pemerintah: Persiapkan Sarana dan Nakes Hadapi Penyebaran Cacar Monyet
Sementara sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan gaya destructuring style yang rapi dan terorganisir.
"Posisi itu akan terulang di 2024, ini adalah pertarungan dua gaya tersebut,” kata Gun Gun.