Status Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Puan Maharani Minta Pemerintah Intens Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah untuk memasifkan sosialisasi dan edukasi mengenai penyakit Cacar Monyet, meski penyakit ini belum ditemukan di Tanah Air.

Imbauan ini menyusul penetapan penyakit cacar monyet sebagai darurat global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

“Cacar Monyet sudah menyebar di puluhan negara berdasarkan laporan WHO. Belajar dari pengalaman kita menghadapi COVID-19, Indonesia harus siaga terhadap penyakit Cacar Monyet atau monkeypox,” ujar Puan kepada wartawan, Senin, 25 Juli. 

Sebelumnya, WHO menyebut sudah ada sekitar 16.000 kasus yang dikonfirmasi di 75 negara, meskipun sebagian besar kasus berasal dari Eropa dengan 5 kematian terjadi di Afrika. Oleh karena itu, Puan mendorong pemerintah untuk mengantisipasi masuknya penyakit yang disebabkan oleh Monkeypox virus (MPXV) tersebut.

“Masifkan sosialisasi mengenai penyakit ini, termasuk perbanyak edukasi kepada masyarakat tentang Cacar Monyet untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap monkeypox,” tegas Puan.

Selain itu, Puan juga meminta pemerintah melakukan deteksi dini menyusul Cacar Monyet telah dideklarasikan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Ia pun memuji langkah pemerintah menyiapkan dua laboratorium sebagai upaya deteksi dini monkeypox.

“Pastikan fasilitas kesehatan sudah siap menghadapi penyakit ini. Tenaga medis pun juga perlu diingatkan untuk peka terhadap potensi pasien Cacar Monyet yang menyerang warga,” kata Puan.

Mantan Menko PMK itu menilai kesiapsiagaan pemerintah menghadapi Cacar Monyet dapat meredam keresahan masyarakat. Puan menegaskan, DPR akan terus mengawal persiapan Pemerintah dalam mengantisipasi Cacar Monyet.

“DPR melalui Komisi IX khususnya, akan ikut memastikan Pemerintah sudah siap apabila Cacar Monyet masuk ke Tanah Air dan bagaimana skenario yang akan dilakukan terhadap kemungkinan terburuk akibat penyakit ini,” kata Puan.

Lebih lanjut, Puan menjelaskan, virus Cacar Monyet dapat menular lewat kontak dekat dengan orang lain yang terinfeksi, hewan yang terjangkit, atau bahkan yang terkontaminasi virus. Pada penularan antarmanusia, Cacar Monyet menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik dekat.

“Untuk menghindari penularan, kita harus semakin menyadari untuk menerapkan gaya hidup sehat. Termasuk tidak menggunakan barang pribadi bersamaan dengan orang lain seperti handuk dan alat makan,” imbau Puan.

Puan menyarankan, apabila mengalami demam bersamaan dengan sakit kepala hebat, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, kelesuan, ruam dan lesu, masyarakat harus segera mendatangi fasilitas kesehatan. Dia mengingatkan, Cacar Monyet juga bisa menular dari ibu hamil ke janinnya, atau dari orangtua ke anak selama masa kehamilan atau setelah kelahiran melalui kontak kulit dengan kulit.

“Inilah pentingnya Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) untuk memastikan jaminan kesehatan kepada ibu dan anak dilakukan secara terpadu,” kata Puan.

Puan pun mendorong pemerintah terus mengembangkan kerja sama dengan negara-negara sahabat sebagai tindakan pencegahan.

“Utamanya dalam hal penyediaan vaksin Cacar Monyet, karena WHO telah merekomendasikan agar negara-negara menerapkan respons terkoordinasi, termasuk mempercepat penelitian vaksin, terapi dan alat lainnya,“ kata Puan.