Cegah Banjir, Ridwan Kamil: 56 Juta Pohon Sudah Ditanam di Jabar Selama 3 Tahun Terakhir
GARUT - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengungkapkan 56 juta pohon sudah ditanam pihaknya selama kurun waktu tiga tahun demi menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mencegah terjadinya bencana banjir.
"Jawa Barat dalam tiga tahun sudah menanam lebih dari 56 juta pohon, dan berkomitmen untuk mengatasi hal-hal seperti ini, jadi akan terus kita lakukan," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil saat meninjau daerah terdampak banjir di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jabar, Kamis 21 Juli.
Ia menuturkan, Pemerintah Provinsi Jabar selama ini terus melakukan langkah antisipasi terhadap berbagai ancaman bencana alam, salah satunya menanam pohon di berbagai wilayah, termasuk menanam mangrove di wilayah utara.
Ia mengajak, masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah menghijaukan daerah yang terlihat kering atau minim tanaman pohon dengan cara segera melakukan penanaman pohon.
Jika masyarakat menemukan ada lahan kering, Kang Emil meminta segera laporkan ke Pemerintah Provinsi Jabar untuk selanjutnya akan dilakukan penanaman pohon.
"Kalau menemukan ada wilayah mungkin yang gundul, itu nanti penanaman sebagainya bisa kita lakukan untuk bikin kolaborasi, maka lingkungan ini bukan hanya urusan negara tapi urusan semua," kata mantan Wali Kota Bandung itu disitat Antara.
Sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Jabar, Perhutani Garut juga sudah melakukan penanaman pohon di wilayah Garut yang sebelumnya dinyatakan sebagai lahan kritis.
Kepala Seksi Komunikasi Perusahaan pada Perhutani Garut, Ade syahdan mengatakan kawasan hutan di Kabupaten Garut tercatat seluas 85 ribu hektare, berdasarkan laporan tahun 2016 sekitar 10 ribu hektare dalam kondisi kritis.
Selanjutnya tahun 2017, kata Ade, Perhutani Garut melakukan penanaman untuk memulihkan kondisi hutan dengan menanam pohon di lahan seluas 2 ribu hektare, selanjutnya tahun 2019 menanam pohon di lahan seluas 8 ribu hektare.
"Jadi kita sudah menanam pohon di lahan yang sebelumnya kritis seluas 10 ribu hektare," katanya.
Baca juga:
- Soal Insiden Berdarah Polisi Tembak Polisi, Perintah Jokowi ke Kapolri: Buka Apa Adanya, Usut Tuntas, Jangan Ada yang Ditutupi!
- Mardani Maming Diduga Terima Banyak Uang dari Perusahaan Tambang Usai Beri Izin Pertambangan
- Remaja 'SCBD' Harus Tahu, Nongkrong di Kawasan Dukuh Atas Hanya Boleh Sampai Pukul 10 Malam
- Selain Kinerja Belum Maksimal, PDIP Nilai Tak Ada Efek Bambang Widjojanto Tinggalkan Tim Pencegahan Korupsi TGUPP DKI
Ia menyampaikan Perhutani Garut terus melakukan pemantauan dan perawatan terhadap pohon yang sudah ditanam di kawasan hutan agar keberadaannya tumbuh dengan baik.
Kondisi pohon yang sudah ditanam itu, kata dia, sudah tumbuh besar dan mulai rimbun kembali sehingga saat ini tidak ada lagi lahan di kawasan Perhutani Garut yang kritis.
Menurut dia kondisi lahan hutan yang sudah banyak ditanami pohon itu cukup membantu dalam penyerapan debit air, terbukti saat intensitas hujan yang tinggi dan menyebabkan banjir di Garut pada Jumat 15 Juni, tidak ditemukan longsor atau erosi di hulu.
"Tanam pohon di 10 ribu hektare itu saya kira cukup membantu menyerap debit air ketika hujan, dan sekarang pun dari kejadian intensitas hujan yang tinggi dan menyebabkan banjir kemarin, hasil di lapangan tidak terjadi erosi," tandasnya.