100 Pengungsi Afghanistan Rela Tidak Sarapan untuk Biaya Angkot ke Lokasi Demo di Kepri
KEPRI - Sebanyak 100 pengungsi asal Afghanistan mengibarkan empat bendera negara asing di depan kantor UNHCR atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa 19 Juli.
Bendera yang dikibarkan, yakni Bendera Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Juru bicara pengungsi asal Afghanistan, Yahya, berharap empat negara itu mau menerima mereka.
"Kami berharap bisa tinggal di Australia, Amerika Serikat, Kanada atau Selandia Barau. Harapan itu ada jika UNHCR mengurusnya," kata Yahya di lokasi, Selasa 19 Juli.
Yahya mengungkapkan demonstrasi tidak hanya menguras energi, melainkan menelan biaya yang cukup besar.
Sebagian imigran, lanjut dia, terpaksa tidak sarapan pagi sehingga uang yang biasa digunakan untuk memberi makanan pada pagi hari, dapat dipergunakan untuk menyewa angkot.
Para pendemo menggunakan angkot dari Hotel Bhadra, Kabupaten Bintan, Kepri, tempat pengungsian menuju Kantor Perwakilan UNHCR Tanjungpinang.
"Satu kali aksi kami harus mengeluarkan biaya Rp4 juta. Uang itu sumbangan dari teman-teman," katanya disitat Antara.
Yahya mengakui demonstrasi bukan pilihan terbaik bagi para pengungsi. Namun aksi demonstrasi ini perlu dilakukan agar mendapat perhatian pemerintah dari negara yang dituju.
Baca juga:
- Kasus Korupsi SERASI Banyuasin, Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumsel Digeledah Kejati
- Alasan Isolasi Mandiri, Saksi Kasus Mardani Maming Mangkir Panggilan KPK
- Autopsi Brigadir J Sudah Rampung, Polri Bakal Paparkan Hasilnya Bareng Komnas HAM
- Pendeta dan Ustaz Jadi Korban Penembakan KKB, Komisi VIII DPR: Pemerintah dan TNI-Polri Harus Lindungi Pendakwah di Daerah Konflik
Demonstrasi yang ke-10 dalam 10 bulan terakhir itu belum membuahkan hasil sama seperti beberapa pertemuan dengan pihak UNHCR belum lama ini.
"Kami sudah melakukan upaya negosiasi, namun gagal. Demonstrasi ini pilihan terakhir sebagai usaha kami agar segera tinggal di negara yang kami tuju," ucapnya.
Para pengungsi sebelumnya sudah melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Kepri, Kantor Pemprov Kepri, dan DPRD Tanjungpinang.
Aksi kali ini dikawal oleh aparat kepolisian. Namun tidak ada satu pun perwakilan UNHCR yang menemui para pendemo.
"Kami ingin pemerintah daerah membantu kami, mendorong UNHCR agar segera membawa kami ke Australia, Amerika Serikat, Kanada, atau Selandia Baru," tandasnya.