Kader PDIP Surabaya Deklarasikan Banteng Ketaton Dukung Machfud Arifin-Mujiaman
SURABAYA - Sejumlah kader PDIP Surabaya mendeklarasikan Banteng Ketaton dengan mengalihkan dukungan kepada pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya Machfud Arifin dan Mujiaman di Pilkada Surabaya.
"Target Banteng Ketaton Surabaya tidak muluk-muluk, hanya mengalihkan 40 persen suara PDI Perjuangan Surabaya agar memilih pasangan MA dan Mujiaman," kata Ketua deklarasi Benteng Ketaton, Andreas Widodo saat deklarasi Banteng Ketaton di Jalan Raya Pandegiling, Surabaya, dikutip Antara, Minggu, 8 November.
Andreas menegaskan simpatisan gerakan ini adalah kader-kader PDI Perjuangan Surabaya. Mereka mengalihkan dukungan kepada pasangan MA-Mujiaman karena kecewa dengan keputusan DPP PDI Perjuangan yang tidak memberikan rekomendasi Pilkada Surabaya kepada kader asli.
Untuk mewujudkan misi tersebut, lanjut dia, simpatisan Banteng Ketaton akan bergerilya ke seluruh wilayah Surabaya secara terus-menerus dengan tujuan mengajak warga PDIP Surabaya memilih MA dan Mujiaman.
"Kami tahu banyak struktural partai yang juga sakit hati. Tapi mereka tidak berani terang-terangan karena takut ancaman pecat dari DPP PDI Perjuangan," kata Andreas.
Sementara itu, penggagas Banteng Ketaton Surabaya Sunardi menyatakan deklarasi Banteng Ketaton yang dilakukan di Jalan Raya Pandegiling memiliki tujuan tertentu. Sebab, lanjut dia, daerah itu dikenal sebagai basis PDI Perjuangan.
"Kami, Banteng Ketaton Surabaya akan menunjukkan ke publik, bahwa masyarakat atau warga PDI Perjuangan Surabaya ternyata ada yang melawan dan tidak setuju dengan paslon Eri dan Armuji," kata Gus Nar, sapaan Sunardi.
Baca juga:
- Tim Machfud Arifin Respons Pernyataan Sekjen PDIP soal ‘Hummer Rendahkan Martabat Rakyat Surabaya’
- Debat Pilkada Surabaya: Machfud Arifin Bilang Warga Kecil di Surabaya Pedih, Diombang-ambing di RS
- Debat Pilkada Surabaya: Eri Cahyadi Pamer Penghargaan saat Machfud Arifin ‘Menyerang’ soal Kawasan Kumuh
Deklarasi Banteng Ketaton menjadi penolakan terbuka kesekian kader PDI Perjuangan atas penunjukan Eri Cahyadi-Armuji sebagai pasangan calon wali kota dan wakil kota Surabaya. Sebelumnya, kader senior PDI Perjuangan Surabaya Mat Muchtar secara terbuka menolak pasangan Eri-Armuji dan mengalihkan dukungannya kepada Machfud Arifin-Mujiaman.
Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya Achmad Hidayat sebelumnya meminta Bawaslu Surabaya menindak tegas penyebar spanduk provokatif yang dinilai berbahaya untuk keamanan, kedamaian dan kenyamanan Pilkada Surabaya.
Spanduk tersebut bertuliskan "Ojok Gelem Dibujuki, Eri-Armudji Duduk Risma. Paham ? Banteng Ketaton Surabaya Siap Memenangkan Machfud Arifin-Mujiaman". Dalam spanduk tersebut ada semacam keterangan pembuatnya yaitu "Banteng Ketaton Kota Surabaya" dengan logo kepala banteng.
"Kelompok pembuatnya menamakan diri 'Banteng Ketaton Kota Surabaya'. Jelas hal ini ditujukan kepada fungsionaris, kader dan simpatisan PDI Perjuangan yang memiliki logo kepala banteng dan sudah akrab di masyarakat menyebut kader dan simpatisan PDI Perjuangan sebagai 'banteng-banteng'," katanya.
Spanduk tersebut, lanjut Achmad, terkesan jelas memang ditujukan untuk mengadu domba dan menghasut antarkader banteng di akar rumput, sehingga pada akhirnya bisa timbul gesekan yang bisa berujung pada kekerasan.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.