Harga Beras di Lebak Stabil karena Pasokan Melimpah

LEBAK - Harga beras berbagai jenis di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, sejak empat bulan terakhir stabil karena pasokan dari petani cukup melimpah.

"Kami mendatangkan beras dari petani lokal, sehingga tidak terjadi kenaikan harga di pasaran," kata seorang pedagang beras di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Baden (65) dilansir ANTARA, Minggu, 17 Juli.

Produksi beras di Kabupaten Lebak melimpah, sehingga pedagang tidak mendatangkan kebutuhan pangan dari luar daerah.

Para kelompok tani memasok beras ke Pasar Rangkasbitung sekitar 30 hingga 40 ton per bulan.

Karena itu, ia optimistis harga beras di pasaran stabil dan terjangkau.

"Kami sendiri menampung beras lokal mencapai lima ton per bulan," kata Baden.

Menurut dia, harga beras di pasaran saat ini untuk kualitas (KW) I dijual Rp10.500 per kilogram (kg), KW II Rp9.900 per kg, KW III Rp9.330 per kg dan KW IV Rp8. 500 per kg.

ia memperkirakan, harga beras bisa bertahan hingga akhir tahun 2022, karena panen padi terus berlangsung sampai Desember mendatang.

"Kita meyakini produksi beras lokal surplus, karena petani bisa panen tiga kali sehubungan curah hujan cenderung meningkat," kata H Baden.

Pedagang beras lainnya, Suryana (50) mengatakan, selama ini harga beras relatif stabil dan tidak terjadi kenaikan, sebab pedagang mendatangkan beras lokal dari petani Lebak.

Bahkan, ia mengatakan, selama ini omzet penjualan pedagang cenderung menurun karena melimpahnya persediaan beras lokal tersebut.

Terlebihmm lanjut dia, panen padi di wilayah Kabupaten Lebak hampir setiap bulan.

"Kami menampung beras dari petani sekitar 3,5 ton, padahal normalnya 7 ton per bulan," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dedi Setiawan mengatakan, harga beras berbagai kualitas di Pasar Rangkasbitung, Maja, Cipanas, Muncang, Malingping dan Warunggunung, cukup stabil karena pasokan beras lokal melimpah.

Menurut dia, para pedagang beras dipasok dari kelompok tani, sehingga tidak mendatangkan beras dari sejumlah daerah di Jabar dan Jateng.

"Semua beras itu didatangkan dari petani lokal sehingga harga di pasaran stabil," katanya.