LEBAK - Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, selama sepekan terakhir mengalami kenaikan Rp500 per kilogram (kg).
"Kami kebingungan kenaikan beras itu, karena berdampak terhadap omzet penjualan," kata seorang pedagang beras, di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Baden dikutip dari Antara, Senin, 6 Februari.
Kenaikan harga beras medium itu terjadi pada semua jenis mengalami kenaikan Rp500 per kg.
Untuk beras medium KW I itu dijual Rp11.500 per kg dari sebelumnya Rp11.000 per kg.
Beras medium KW II dijual Rp10.500 per kg dari semula Rp10.000 per kg.
Sedangkan, beras medium KW III dijual Rp9.500 per kg dari sebelumnya Rp9.000 per kg.
"Kenaikan harga beras itu terjadi sejak sepekan terakhir," kata Baden.
Ia mengatakan, kenaikan harga beras tersebut akibat minimnya stok gabah di tingkat petani selama sebulan terakhir.
Petani di sejumlah daerah di Kabupaten Lebak dan Pandeglang sudah memasuki panen, namun petani tidak bisa memproduksi beras sehubungan curah hujan tinggi.
"Saya kira petani tidak bisa menjemur gabah, karena curah hujan tinggi juga ditambah cuaca berawan," katanya menjelaskan.
Begitu juga Ujang, seorang pedagang beras di Pasar Maja Kabupaten Lebak mengaku hampir setiap pekan harga beras terus merangkak naik akibat minimnya pasokan beras lokal.
Kata Ujang, kebanyakan pedagang beras dipasok dari petani Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang.
Pedagang beras rata-rata menjual beras jenis medium dan tidak menjual beras premium.
"Kami sekarang penjualan beras turun 30 persen dari omzet penjualan harian akibat harga beras naik," kata Ujang.
Kepala Bidang Produksi Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan saat ini stok pangan menurun akibat adanya keterlambatan musim tanam pada bulan Oktober-November 2022.
Namun, pada Desember 2022 sampai Januari 2023, gerakan tanam dilakukan hingga mencapai puluhan ribu hektare.
Kemungkinan musim panen raya pada bulan Maret-April 2023 dipastikan melimpah dan memenuhi permintaan pasar.
BACA JUGA:
Untuk saat ini, stok gabah minim, sehingga harga gabah kering panen (GKP) juga mengalami kenaikan hingga Rp5.000 per kg dari sebelumnya Rp4.300 per kg.
"Kami meyakini meski produksi pangan menurun, namun kebutuhan beras terpenuhi, tetapi harga terjadi kenaikan," katanya pula.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Dedi Setiawan mengatakan, pihaknya akan koordinasi dengan Perum Bulog Warunggunung untuk mengetahui penyebab harga beras terjadi kenaikan.
"Kami berharap dengan koordinasi itu dapat mengantisipasi harga beras tidak terjadi kenaikan, karena bisa memicu inflansi," katanya lagi.