BMKG: Kaki Gunung Rinjani Lombok Suhunya Capai 12 Derajat Celsius
NTB - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu minimum di Sembalun, kawasan kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, mencapai 12 derajat celsius.
"Berdasarkan data model prediksi suhu permukaan minimum di wilayah Sembalun, yaitu 12 derajat Celsius dan prediksi suhu permukaan maksimumnya mencapai 32 derajat Celsius," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, Nur Siti Zulaichah dalam keterangan di Praya, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa 12 Juli.
Ia mengatakan, untuk suhu minimum biasanya terjadi antara dini hari hingga menjelang subuh. Sedangkan untuk suhu maksimum terjadi pada siang hari, sehingga cuaca pada musim kemarau ini terasa dingin saat malam hari.
Sementara itu, untuk suhu udara minimum yang terjadi pada musim hujan cenderung lebih hangat berkisar antara 18 derajat celcius hingga 24 derajat celsius. "Suhu di wilayah Sembalun saat ini lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu saat musim hujan," katanya.
Sebelumnya, BMKG menyatakan saat ini sebagian besar wilayah NTB telah memasuki musim kemarau, sehingga suhu akan terasa lebih dingin dari biasanya pada malam hingga pagi. "Ketika musim kemarau tiba, suhu udara akan lebih terasa dingin hingga 21 derajat celcius," katanya.
Baca juga:
- Mulai 17 Juli, Hanya Penumpang Pesawat Sudah Booster yang Tidak Wajib Perlihatkan Hasil Tes PCR
- Gempa M 5,1 M Guncang Tanggamus Lampung
- Profil Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam Sempat Terlibat Penanganan Kasus Kopi Sianida Hingga Bom Thamrin
- Mulai 17 Juli, Hanya Penumpang Pesawat Sudah Booster yang Tidak Wajib Perlihatkan Hasil Tes PCR
Suhu akan terasa lebih dingin dari biasanya, karena dipengaruhi oleh angin monsoon Australia yang membawa massa udara kering dan bersifat dingin, angin tersebut bergerak dari Australia menuju Asia melewati Indonesia, khususnya NTB.
"Saat musim kemarau kelembaban udara relatif rendah dan tutupan awan yang sedikit akan mempengaruhi suhu saat malam hingga menjelang pagi," ujarnya.
Ia mengatakan saat siang hari matahari akan terasa terik dan menyengat, karena sedikitnya tutupan awan, pada saat itu gelombang pendek yang terpancar dari matahari akan terserap sempurna oleh permukaan bumi. Saat malam hari yang cerah dan tidak terdapat tutupan awan gelombang panjang akan terpancar seluruhnya ke angkasa tanpa adanya pantulan kembali oleh awan.
"Sehingga, suhu akan terasa dingin dari biasanya," katanya.
Kondisi suhu yang terasa lebih dingin di malam hari terjadi mulai saat ini hingga Agustus mendatang. "Biasanya saat puncak musim kemarau pada Juni, Juli dan Agustus, suhu lebih dingin di malam hari," pungkasnya.