Legislator PKS: Iduladha Jadi Momentum Saling Berbagi, Apalagi di Masa Pandemi
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher, mengingatkan masyarakat agar menjadikan Hari Raya Idul Adha sebagai momentum saling berbagi dan peduli kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini ada banyak masyarakat yang pendapatannya berkurang atau hilang sehingga sulit membeli daging sebagai sumber asupan bergizi," ujar Netty Prasetiyani Aher kepada wartawan, Senin, 11 Juli.
"Mendapatkan daging kurban yang sehat, tinggi protein dan diberikan dengan keikhlasan dan rasa cinta tentu membahagiakan bagi para penerimanya," sambungnya.
Menurut Ketua DPP PKS itu, prosesi kurban sebagai ajaran agama terbukti memiliki dampak ekonomi dan sosial yang nyata. Kata Netty, para pedagang hewan kurban bisa terbantu karena dagangannya terjual.
"Dan masyarakat pun mendapatkan makanan tinggi protein secara gratis," lanjutnya.
Legislator PKS Dapil Jawa Barat itu mengatakan, pemenuhan makanan tinggi protein sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya calon ibu dan balita. "Jika gizi terpenuhi tentunya akan berkorelasi dengan penurunan angka stunting yang masih bermasalah," katanya.
Kendati demikian, Wakil Ketua FPKS DPR RI ini meminta pemerintah agar mengawasi hewan kurban dan penyembelihannya selama 3 hari tasyrik. Netty menilai, pemerintah harus memitigasi dampak buruk yang mungkin terjadi dan memastikan hewan kurban sehat dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.
"Lakukan pemeriksaan agar hewan kurban yang disembelih bebas dari wabah Penyakit Mulut Kaki (PMK). Satgas PMK harus sering-sering mengecek langsung ke lapangan, seperti masjid, RPH dan lain-lain," tegas Netty.
Netty juga meminta masyarakat agar berpartisipasi dalam pencegahan wabah PMK maupun penyakit-penyakit lainnya. Masyarakat, kata dia, harus terbuka dan melaporkan ke Satgas jika ada hewan yang kondisinya tidak sehat.
"Fatwa MUI hanya membolehkan untuk hewan dengan gejala ringan. Jangan paksakan untuk menyembelih hewan kurban dengan gejala berat. Kita tidak boleh mempertaruhkan kesehatan masyarakat akibat mengonsumsi hewan berpenyakit," tandasnya.