Ini Pesan Ganjar Pranowo di Konferensi Umat Kristen Mennonite Sedunia
JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan pesan perdamaian dari Indonesia untuk dunia pada Konferensi Umat Kristen Mennonite Sedunia atau Mennonite World Conference yang dihadiri perwakilan 58 negara. Konferensi Dunia Mennonite adalah denominasi Kristen Anabaptis Mennonite.
"Di Mennonite ini banyak sekali negara yang hadir dan ini momentum untuk menyampaikan pesan perdamaian. Saya kira dari komunitas Mennonite sendiri ke mana-mana selalu membawa pesan damai itu," kata Ganjar usai menghadiri penutupan Mennonite World Conference Ke-17 di Holy Stadium Semarang, Minggu, 10 Juli.
Ganjar berharap dari acara yang berlangsung sejak 5 Juli 2022 itu akan memunculkan perenungan dan rekomendasi terkait hubungan antarnegara yang jauh lebih baik, termasuk juga di dalamnya hubungan manusia-manusia yang lebih baik.
"Sehingga setelah pertemuan di Semarang, mereka pulang membawa pesan ini dan dari Indonesia sudah membuktikan ke dunia bahwa Presiden Jokowi pergi ke daerah-daerah konflik dan kemudian beberapa menteri luar negeri sekarang sedang berkumpul di Indonesia, kami mencoba dengan berbagai daya upaya agar perdamaian dunia ini terjaga," ujar politikus PDI Perjuangan itu, seperti dikutip Antara.
Menurut Ganjar, menyebarkan pesan perdamaian merupakan gerakan yang harus dilakukan bersama-sama, termasuk seluruh komunitas masyarakat dan organisasi termasuk Mennonite menjadi penting untuk berkontribusi.
Baca juga:
- UMKM di Malang Jatim Kebagian Berkah Lewat Lapak Ganjar Pranowo, Pesanan Meningkat 80 Persen Sampai Tembus Amerika!
- Ganjar Dukung Kanjeng Gusti Bhre yang Mau Kembangkan Keraton Pura Mangkunegaran
- Tanggapi Rocky Gerung soal Ganjar, Politikus PDIP: Filsuf Tak Dilarang Berimajinasi
- Respons Dugaan 'Copet' yang Dilakukan ACT, Ganjar Pranowo Beri Jaminan Baznas Jateng Transparan dan Bisa Diaudit
Apabila pesan perdamaian itu sampai kepada seluruh masyarakat dunia, lanjut Ganjar, diharapkan tidak ada lagi perang seperti yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina saat ini.
"Kalau perang ini berlanjut sekarang ekonomi morat-marit, makan morat-marit, energi morat-marit, dan semua hanya saling menuding. Sekarang kelaparan sudah terjadi, negara-negara sudah ada beberapa yang tutup karena tidak ada energi," katanya.
Ganjar mengaku cemas masa depan dunia terkait dengan kondisi dunia yang sedang tidak menentu, terlebih dampak dari peperangan itu juga menimbulkan masalah bagi sejumlah negara sehingga pesan perdamaian yang disampaikan secara masif akan membuka titik terang masa depan negara-negara di dunia.
"Apakah yang seperti ini mau dibiarkan saja, tentu saja tidak. Dalam kesempatan ini saya titip kepada organisasi ini agar mereka juga menyampaikan kepada masyarakatnya, kepada pemerintahnya yang ada di negara masing-masing terkait pesan damai ini," ujarnya.
Dalam pesan perdamaian yang dibacakan di hadapan perwakilan berbagai negara itu, Ganjar sempat menyinggung kecemasannya selama kerja bareng di pemerintahan bersama Presiden Joko Widodo, terutama terkait langkah berani orang nomor satu di Indonesia itu untuk mengunjungi sejumlah daerah konflik.
"Selama bertahun-tahun saya bekerja bareng dengan Presiden Jokowi, saya tidak merasa cemas kecuali beberapa waktu lalu saat beliau mengunjungi Ukraina dan Rusia, tapi di antara kecemasan itu ada juga kebanggaan karena secara konkret menjadi penengah untuk kedua negara berdamai," katanya.