Menag Rasakan Manfaat Rompi Penurun Suhu di Arafah: Signifikan Bedanya Kalau Tak Pakai Rompi
JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas gembira dengan keberhasilan rompi penurun suhu yang mampu menyelamatkan jamaah calon haji dari sengatan panas saat menjalankan wukuf di Arafah.
"Ya terbukti bermanfaat kemarin saya coba rompi pendingin dan memang signifikan bedanya ketika kita lepas (tak pakai)," kata Menag Yaqut saat ditemui di Arafah, Jumat 8 Juli dinukil dari Antara.
Sebelumnya saat jamaah sudah di Arafah mulai Kamis (7/7) delapan orang yang mendapatkan layanan di pos kesehatan di Arafah terselamatkan ketika menggunakan rompi penurun suhu saat mengalami heat stroke.
Penggunaan rompi penurun suhu cukup ampuh membantu jamaah yang heat stroke di tengah cuaca panas Arab Saudi. Rata-rata cuaca saat ini mencapai 40-46 derajat Celcius.
"Apalagi di tengah Arafah, Mina dan secara umum lainnya. Di tengah Saudi yang panas ini sangat membantu dan kemarin saya dapat kiriman foto pasien yang ditempeli (rompi)," katanya.
Yaqut mengaku sudah berbicara dengan pengembang rompi penurun suhu hasil inovasi Kementerian Kesehatan. Dia berharap rompi serupa bisa diproduksi massal untuk musim haji yang akan datang.
"Apalagi waktu saya ketemu Menteri Saudi dia bilang kurang lebih panas seperti ini masih akan terjadi tujuh tahun ke depan. Jadi masih perlu antisipasi, jaket ini menolong sekali," ujarnya.
Sebelumnya,delapan jamaah yang mengalami heat stroke di Arafah berhasil diselamatkan dan sehat kembali berkat rompi penurun suhu dari bahan carbon cool.
Baca juga:
"Alhamdulillah delapan jamaah haji berhasil diselamatkan dari heat stroke," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana.
Budi mengatakan,saat ini delapan jamaah haji yang mengalami heat stroke di Arafah, kondisinya sudah kembali sehat berkat ikhtiar terapi jaket penurun suhu atau carbon cool.