Disorot karena Dugaan Penyelewengan Dana Kemanusiaan, Presiden ACT Mengaku Sudah Jual Mobil Mewah yang Dipakai Pimpinan

JAKARTA - Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengaku telah menjual mobil mewah yang sebelumnya untuk operasional para pimpinannya.

"Kami ingin sampaikan sejak 11 Januari 2022, yakni masa transisi, kami sudah menurunkan semua fasilitas operasional kami, ini bagian dari komitmen kami, bukan sekarang saja, melainkan sejak Januari 2022, supaya dana lembaga fokus pada program lembaga," kata Presiden ACT Ibnu Khajar dalam konferensi pers dilansir ANTARA, Senin, 4 Juli.

Sebelumnya, mobil mewah yang digunakan ACT menjadi sorotan setelah majalah Tempo membuka tabir penyimpangan tersebut. Mobil-mobil yang digunakan pimpinan itu yakni Alphard, CR-V, hingga Pajero Sport.

Masyarakat lantas mempertanyakan langkah ACT tersebut, yang menganggap seharusnya ACT mengalokasikan dana untuk program kemanusiaan bukan untuk bermewah-mewahan.

Namun, Ibnu mengaku mobil Alphard yang digunakan ACT dipakai untuk memuliakan tamu karena mobil tersebut digunakan untuk menjemput tamu ustaz dan tokoh masyarakat dari bandara.

"Kendaraan ini lebih maksimal untuk tamu-tamu kehormatan kami," kata dia.

Ibnu menjelaskan perihal mobil Pajero Sport dan lainnya. Kendaraan ini pernah digunakan untuk operasional petugas ACT. Pasalnya, ACT yang bergerak di bidang kemanusiaan dan kebencanaan memerlukan kendaraan yang memadai untuk menerobos daerah yang sulit.

"Jadi, mobil itu bukan untuk mewah-mewahan," kata Ibnu.

Kini, kata Ibnu, semua mobil mewah itu telah dijual untuk menutupi operasional sukarelawan dan program ACT. Ibnu mengaku untuk level ketua yayasan seperti dirinya menggunakan kendaraan berupa Innova. Jabatan direktur serta vice presiden yang tak lagi mendapat keistimewaan.

"Untuk level ketua yayasan seperti saya, menggunakan kendaraan Innova lama, ini pun mobil sewaan. Untuk beberapa direktur vice presiden kami berikan operasional bukan pribadi, melainkan untuk pekerjaan lembaga berupa Avanza atau Xpander, bukan inventaris lembaga, melainkan masih ke penyedia vendor-vendor," kata dia.