Temui Bos Etihad Air di UEA, Menteri BUMN Bahas Ekosistem Pariwisata Hingga Keberhasilan Garuda Indonesia Restrukturisasi Utang

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam kunjungannya Uni Emirat Arab (UEA) menyempatkan diri untuk bertemu dengan Chairman of Etihad H.E Mohamed Ali Al Shorafa. 

Etihad Airways merupakan maskapai nasional Uni Emirat Arab. Sejak didirikan pada 2003, maskapai ini menjadi salah satu yang berkembang dengan pesat.

Dalam pertemuan tersebut, Erick membahas potensi kerja sama dengan Etihad. Ia berharap, kerja sama yang dijalin ini dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang semakin baik.

"Dalam pertemuan dengan H.E Mohamed Ali Al Shorafa, Chairman of Etihad, kami optimis dapat menjalin kerja sama strategis. Kami berharap kerja sama ini juga menciptakan ekosistem pariwisata yang semakin baik," tuturnya dikutip dari Instagram resmi @erickthohir, Jumat 1 Juli.

Erick juga mengaku mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk Etihad Airways terkait keberhasilan Garuda Indonesia merestrukturisasi utangnya melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

"Tidak ada niat baik yang sia-sia. Usaha kami dalam merestrukturisasi Garuda Indonesia mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai pihak, termasuk dari Etihad maskapai penerbangan dari Uni Emirat Arab," tulisnya.

Garuda Incar Investor

Sekadar informasi, setelah Garuda Indonesia dipastikan lepas dari jerat kebangkrutan. Pemerintah dan Garuda Indonesia pun segera melakukan pendekatan dengan investor. Langkah ini sebagai upaya untuk kembali menyehatkan maskapai pelat merah tersebut.

Salah satu investor yang diincar adalah pelaku bisnis maskapai luar negeri yang merupakan pemain hub. Seperti Singapura, Dubai dan Qatar.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa ada dua tipe investor yakni investor yang berasal dari pelaku bisnis dan financial investor yang diincar untuk masuk ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Tiko sapaan akrab Kartika, menjelaskan untuk tipe investor pelaku bisnis, pihaknya mengincar pemain hub di industri perbangan yang tidak memiliki kosentrasi pada bisnis penerbangan domestik.

"Ini potensi luar biasa karena seperti kita tahu banyak pemain airline, ini kan hub player. Seperti Singapura, Dubai, Qatar ini kan pemain-pemain hub, mereka tidak punya domestik market. Ini kita harapkan ini jadi satu kombinasi yang bagus bila ada pemain hub yang bisa menjadi investor," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 28 Juni.

Tiko mengaku telah memiliki target spesifik seperti apa investor yang akan digaet. Tiko juga optimistis investor tersebut akan berminat untuk masuk ke Garuda Indonesia.

Apalagi, lanjut Tiko, Indonesia memiliki penumpang domestik yang kuat. Bahkan, Indonesia masuk dalam jajaran negara yang memiliki lintas domestik yang besar seperti China dan Amerika Serikat.

"Kami sudah hubungi beberapa. Kira siapa pelaku bisnis airline internasional yang mau bekerja sama. Kami meyakini dengan penumpang Indonesia yang luar bisa, kan kita kalau melihat Indonesia ini kan salah satu negara di dunia yang domestic traffic besar," tuturnya.