Pulihkan Industri Penerbangan Indonesia, Menhub Budi Karya Ajak Kadin Berkolaborasi
Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis industri penerbangan Tanah Air bisa pulih dari dampak pandemi COVID-19 melalui kolaborasi yang baik antara semua pihak. Terutama pemerintah, pelaku usaha sektor penerbangan, investor, dan unsur terkait lainnya.
Budi mengatakan pemulihan sektor penerbangan di masa normal baru pasca pandemi COVID-19 perlu dilakukan agar kebutuhan masyarakat akan transportasi udara dapat dipenuhi.
"Saya berharap semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha, investor, dan unsur terkait lainnya dapat berperan aktif dan berkomunikasi secara terbuka membicarakan permasalahan yang dihadapi transportasi udara dan berkontribusi dalam penyelesaian masalahnya," ujar Budi dalam Webinar bertema 'Recovery Plan Penerbangan di Indonesia', dikutip Jumat 1 Juli.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada kuartal 1 tahun 2022 mencapai 10,7 juta penumpang atau naik 55,5 persen secara year on year (tahunan). Sementara, pada periode yang sama jumlah penumpang angkutan udara internasional tumbuh hingga 200 persen lebih.
"Di tengah mulai bergeraknya kembali perekonomian pasca melandainya kasus COVID-19 di Indonesia, seluruh operator sarana dan prasarana transportasi juga harus menyiapkan strategi sebagai langkah antisipasi menghadapi masa adaptasi baru pasca pandemi COVID-19," ujarnya.
Tantangan Industri Perbangan
Kata Budi, sejumlah tantangan yang dihadapi industri penerbangan selain pandemi COVID-19 yakni meningkatnya harga bahan bakar dunia yang berimbas pada naiknya biaya operasional.
Baca juga:
- Menhub Budi Karya Minta BMKG Tingkatkan Akurasi dan Kecepatan Beri Informasi Iklim dan Cuaca
- Bagaimana Progres Proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya? Ini Penjelasan Menhub Budi Karya
- Ditemani Rachmat Gobel dan Beberapa Staf Kemenhub, Budi Karya Kunjungi Jepang Bahas Penyelesaian Proyek Transportasi Indonesia
Kemudian, lanjut Budi, tantangan lainnya adalah adanya beberapa pesawat yang tidak aktif karena neraca keuangan maskapai yang tidak kondusif akibat dari kurangnya pengguna jasa transportasi di masa pandemi COVID-19.
"Untuk itu, penting juga untuk diperhatikan adalah dukungan finansial bagi industri transportasi udara, yang saat ini mulai bangkit setelah hampir dua tahun terdampak pandemi," tuturnya.
Karena itu, Budi berharap, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dapat menjadi mitra pemerintah untuk membawa suatu ide yang baik bagi upaya pemulihan industri penerbangan nasional.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, seiring dengan pulihnya kesehatan dan ekonomi, industri penerbangan perlahan mulai bangkit.
Sejumlah kebijakan yang ditetapkan juga turut mendorong percepatan pemulihan penerbangan di antaranya yaitu kebijakan pelonggaran syarat perjalanan dalam negeri dan internasional, serta sejumlah pelaksanaan event internasional yang diselenggarakan di Indonesia seperti Presidensi G20.
"Hasilnya, industri penerbangan bangkit dan memimpin pertumbuhan PDB di sektor transportasi. Tercatat adanya pertumbuhan sebesar 53,2 persen year on year pada kuartal pertama tahun 2022," katanya.
Arsjad mengatakan meskipun sudah ada peningkatan penumpang angkutan udara domestik naik 55,5 persen secara tahunan dan jumlah penumpang internasional naik 200 persen, namun angka ini masih belum sama seperti sebelum pandemi.
Untuk itu, Arsjad menyebut diperlukan rencana pemulihan atau recovery plan yang baik, guna menjaga performa industri penerbangan agar bisa kembali meningkat seperti sebelum pandemi.
"Kadin akan terus berkomitmen dan berperan aktif mengembangkan industri penerbangan dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam dunia usaha serta industri," ucapnya.