Rudal Rusia Hantam Pusat Perbelanjaan yang Dipadati Warga Ukraina: 38 Orang Dinyatakan Hilang
JAKARTA - Sedikitnya 36 orang dinyatakan hilang oleh pihak berwenang, usai serangan rudal Rusia terhadap pusat perbelanjaan yang dipadati pengunjung, menewaskan sekitar 18 orang pada Hari Selasa.
Serangan yang terjadi di pusat kota Kremenchuk jauh dari garis depan mana pun, memicu gelombang kecaman global, dengan Presiden Emmanuel Macron dari Prancis di antara para pemimpin yang menyebutnya sebagai "kejahatan perang".
Ukraina mengatakan Moskow telah membunuh warga sipil dengan sengaja. Namun, Rusia mengatakan telah menyerang depot senjata terdekat dan secara keliru mengklaim bahwa mal itu kosong.
Kerabat yang hilang di Kremenchuk berbaris di sebuah hotel di seberang jalan dari reruntuhan pusat perbelanjaan, di mana petugas penyelamat telah mendirikan sebuah pangkalan.
Petugas pemadam kebakaran yang lelah duduk di tepi jalan setelah semalaman berjuang melawan kobaran api dan mencari korban selamat, sebagian besar sia-sia.
Oleksandr, menyiram wajahnya dari botol air, mengatakan timnya telah bekerja sepanjang malam.
"Kami mengeluarkan lima mayat. Kami tidak menemukan siapa pun yang hidup," katanya, melansir Reuters 29 Juni.
Sebelumnya, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 1.000 orang berada di pusat perbelanjaan pada saat serangan itu, yang menurut para saksi menyebabkan kebakaran besar dan mengirim asap hitam mengepul ke langit.
"Bahkan tidak mungkin membayangkan jumlah korban. Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan dari Rusia," tulis Presiden Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan misilnya mengenai gudang senjata yang menyimpan senjata Barat, yang meledak, menyebabkan kobaran api yang menyebar ke mal terdekat. Kyiv mengatakan tidak ada sasaran militer di daerah itu.
Rusia menggambarkan pusat perbelanjaan itu tidak terpakai dan kosong. Namun hal itu dibantah oleh kerabat korban tewas dan hilang, serta puluhan korban selamat yang terluka seperti Ludmyla Mykhailets, 43, yang sedang berbelanja di sana bersama suaminya ketika ledakan itu melemparkannya ke udara.
"Saya terbang dengan kepala lebih dulu dan serpihan menghantam tubuh saya. Seluruh tempat runtuh," katanya di rumah sakit tempat dia dirawat.
Baca juga:
- 323 Juta Penduduk Dunia Terancam Kerawanan Pangan, Presiden Jokowi: G7 dan G20 Miliki Tanggung Jawab Atasi Krisis Ini
- Mal Dipadati 1.000 Pengunjung Dihantam Dua Rudal Rusia: 13 Orang Tewas, Puluhan Luka-luka
- Apresiasi Upaya Presiden Macron Tengahi Konflik Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi: Jika Perang Berlanjut, Krisis Pangan Memburuk
- Temui Kanselir Olaf Scholz, Presiden Jokowi Harap Jerman Jadi Mitra Pengolahan Potensi 474 Giga Watt Sumber Energi Baru dan Terbarukan
Moskow juga membantah sengaja menargetkan warga sipil dalam "operasi militer khusus" yang telah menghancurkan kota-kota Ukraina, menewaskan ribuan orang dan mengusir jutaan orang dari rumah mereka.
Diketahui, serangan di Kremenchuk terjadi setelah berhari-hari meningkatnya serangan rudal Rusia dari jarak jauh dari garis depan, termasuk serangan pertama di ibukota Kyiv selama berminggu-minggu.