PM Jepang Peringatkan Bahaya Pelajaran yang Salah dari Invasi Rusia di Hadapan Pemimpin G7, Terkait China?
JAKARTA - Perdana Menteri Fumio Kishida menekankan perlunya para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) untuk menunjukkan persatuan, guna mencegah negara-negara lain mengambil 'pelajaran yang salah' dari invasi Rusia ke Ukraina, dalam referensi yang jelas tentang 'ketegangan otot' China di Indo- Pasifik.
PM Kishida menyoroti parahnya situasi keamanan di sekitar Jepang selama KTT G-7 di Jerman selatan, mengutip pengiriman kapal oleh Beijing ke perairan sekitar Kepulauan Senkaku dan eksplorasi ladang gasnya di Laut China Timur, sebagai upaya untuk mengubah status quo dengan paksa. .
"Kami telah melihat upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan terus berlanjut dan meningkat di Indo-Pasifik," ujar PM Kishida, dikutip oleh seorang pejabat senior pemerintah Jepang kepada rekan-rekan G-7-nya, melansir Kyodo News 27 Juni.
"Kita perlu memastikan negara-negara lain tidak mengambil pelajaran yang salah dari situasi di Ukraina," tukasnya, menyerukan pengamanan tatanan internasional berbasis aturan.
Dengan Korea Utara terus meluncurkan rudal balistik dan tampaknya membuat persiapan untuk uji coba nuklir, PM Kishida mengatakan masyarakat internasional seharusnya tidak memberi kesan kepada Pyongyang, "jendela peluang untuk melanjutkan pengembangan rudal terbuka."
Selain itu, PM Kishida juga menyerukan China untuk meningkatkan transparansi mengenai persenjataan nuklirnya, menurut pejabat Jepang.
PM Kishida membuat pernyataan selama sesi G-7 tentang diplomasi dan keamanan, sambil menjelaskan bahwa Jepang secara fundamental akan meningkatkan pertahanannya dalam lima tahun, dengan peningkatan substansial dalam pengeluaran yang relevan.
Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang telah meminta Pemerintah PM Kishida, untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga setara dengan setidaknya 2 persen dari produk domestik bruto (PDB), target pengeluaran untuk negara-negara Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Jepang, yang dikenal dengan Konstitusi pasifisnya, telah lama membatasi anggaran pertahanannya sekitar 1 persen dari PDB, atau sekitar 5 triliun yen (37 miliar dolar AS) dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah pertemuan G-7, PM Kishida akan menghadiri pertemuan puncak NATO dua hari mulai Rabu, menjadi perdana menteri Jepang pertama yang melakukannya, setelah aliansi trans-Atlantik beranggotakan 30 mengundang mitra Asia-Pasifik seperti Jepang, Selatan Korea dan Australia untuk pertemuan itu.
Baca juga:
- G7 Bakal Kumpulkan Dana Rp8,8 Kuadriliun untuk Saingi Inisiatif Belt and Road China dan Program Infrastruktur di Negara Berkembang
- Mahkamah Agung Cabut Aturan yang Legalkan Aborsi, Presiden Biden dan Kongres Didesak Lindungi Hak Wanita
- Moskow Gagal Pecah-Belah, Presiden Biden Desak Para Pemimpin G7 untuk Tetap Solid Hadapi Rusia
- Presiden Erdogan akan Temui Pemimpin Swedia, Finlandia dan NATO Sebelum KTT Madrid, Kasih Restu Keanggotaan?
Para pemimpin di KTT diharapkan untuk mendukung konsep strategis baru yang mendefinisikan tantangan keamanan yang dihadapi aliansi, termasuk militerisasi China yang cepat dan upaya untuk melemahkan tatanan internasional berbasis aturan.
Ketegangan tetap tinggi antara Jepang dan China atas Kepulauan Senkaku tidak berpenghuni, yang dikelola oleh Jepang tetapi diklaim oleh China. Menjelang KTT, Jepang juga menyampaikan keprihatinan yang kuat kepada China, terkait dugaan eksplorasi gas di wilayah yang diperebutkan di Laut China Timur.