Kemenkes Jalin Kerja Sama Penanganan Stroke dengan Inggris
JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI menjalin kerja sama dengan pemerintah Inggris dalam rangka peningkatan kapasitas SDM tenaga kesehatan di bidang penanganan penyakit stroke.
Sekretaris Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Sugianto mengatakan Health Education England telah menyusun serangkaian kegiatan beserta dengan timeline untuk implementasi kerja sama penanganan stroke.
Peningkatan kapasitas SDM kesehatan melalui kerja sama RI-Inggris akan difokuskan sejalan dengan agenda transformasi SDM kesehatan di 9 area intervensi untuk penyakit katastropik untuk menurunkan beban JKN.
“Manajemen penyakit stroke harus dilakukan terintegrasi antara layanan primer sebagai upaya pencegahan, dan layanan rujukan dalam melakukan penanganan stroke yang lebih komprehensif,” kata Sugianto dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 27 Juni.
Kegiatan kerja sama ini akan mengintegrasikan antara kebutuhan transformasi layanan primer dan layanan rujukan.
Manajemen penyakit stroke dilakukan terintegrasi antara layanan primer sebagai upaya pencegahan, seperti melakukan skrining stroke oleh dokter dan perawat di puskesmas, serta integrasi layanan rujukan seperti pengembangan modul berstandar internasional penanganan stroke untuk menjadi acuan seluruh RS rujukan nasional.
Baca juga:
- Presiden Jokowi dan Ibu Negara Tiba di Jerman
- Rudal Jarak Jauh Rusia Hantam Apartemen dan Lokasi Dekat TK di Kyiv, Presiden Zelensky Desak Pasokan Pertahanan Udara Moderen
- KKB Teror Warga saat Main Badminton di GOR Deiyai Papua, Satu Orang Tewas Diberondong Senpi Laras Panjang
- Pembangunan IKN Nusantara Dapat Perhatian dari Investor Hong Kong, Minat Investasi di Infrastruktur Hingga Gedung Perkantoran
Sementara itu, Direktur Poltekkes Jakarta III Kementerian Kesehatan Yupi Supartini mengungkapkan peningkatan kapasitas SDM kesehatan ini sejalan dengan strategi Poltekkes dalam mengadakan kelas internasional untuk studi keperawatan.
“Kami mengusulkan program untuk fokus pada pelatihan atau pertukaran dosen dan kunjungan profesor, mengembangkan pelatihan modul asuhan keperawatan stroke dan fisioterapis, serta mengembangkan kajian pengobatan stroke dengan kurikulum berstandar internasional,” ujar Yupi.