Demokrat Tutup Rapat Isi Pertemuan SBY-JK Tapi Kasih Bocoran: Relevan ke Persoalan Politik

JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 23 Juni, pukul 09.45 WIB.

Di hari yang sama, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower pukul 11.00 WIB.

Dalam pertemuan SBY dan JK, disebutkan keduanya membahas soal nasib bangsa Indonesia ke depan. Lantas apakah SBY dan JK bicara soal Pilpres 2024?

Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani enggan membocorkan isi pertemuan Ketua Majelis Partai Tinggi Partai Demokrat itu di dengan JK. Terlebih soal arah koalisi dan penjajakan Pilpres 2024.

Menurut Kamhar, informasi yang diterima pengurus DPP Demokrat hanya seperti yang dijelaskan Staf Pribadi Presiden ke-6 RI, Ossy Dermawan. Ossy sendiri, kata Kamhar, merupakan Wasekjen PD.

"Bang Ossy Dermawan juga adalah Wasekjen DPP Partai Demokrat. Informasi yang kami peroleh sementara demikian," ujar Kamhar kepada VOI, Jumat, 24 Juni.

Namun, Kamhar menuturkan, pertemuan SBY dan JK relevan berbicara soal politik yang berkembang saat ini. Hingga persoalan ekonomi dan hukum yang masih banyak mengalami masalah.

"Ini adalah pertemuan dua tokoh bangsa yang tahu betul apa yang menjadi persoalan dan kebutuhan bangsa ini. Karenanya silaturahim Pak JK dan Pak SBY ini menjadi relevan dan produktif di tengah berbagai persoalan bangsa baik itu di bidang ekonomi, politik, maupun hukum yang masih diterpa berbagai persoalan dan tak kunjung membaik," jelasnya.

Sebelumnya, Staf Pribadi Presiden RI ke-6 RI, Ossy Dermawan, mengungkapkan dalam pertemuan tersebut kedua tokoh bangsa itu membicarakan tentang masa depan Indonesia.

“Hari ini, 23 Juni 2022 pukul 09.45 WIB, mantan Wapres Bapak Jusuf Kalla bertemu dengan Bapak SBY di Cikeas,” ujar Ossy dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis, 23 Juni.

Menurut Ossy, SBY dan JK bernostalgia tentang masa-masa saat mengemban amanah rakyat. Diketahui, keduanya pernah menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada periode 2004-2009.

“Pertemuan di antara dua sahabat tersebut berlangsung dalam suasana yang penuh keakraban, sambil mengenang kebersamaan masa lalu ketika sedang mengemban amanah rakyat,” ungkap Ossy.

Selain itu, Ossy menuturkan, keduanya juga bertukar pikiran mengenai nasib bangsa Indonesia ke depan. Pertemuan tersebut, kata dia, berlangsung penuh keakraban.

“Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan tukar menukar pikiran dan pandangan menyangkut masa depan bangsa dan negara kita,” kata Ossy.

“Meskipun keduanya tidak lagi aktif dalam kegiatan politik sehari-hari, namun masih terpanggil untuk ikut memikirkan jalan menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera,” sambungnya.