Pengamat Nilai Efisiensi yang Dilakukan Pertamina Sudah Tepat

JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Energy Policy M Kholid Syeirazi menilai upaya PT Pertamina (Persero) melakukan efisiensi di seluruh lini bisnis baik di holding maupun subholding mulai dari hulu, pengolahan, sampai hilir, sudah tepat.

"Saya kira bagus, efisiensi itu membuat Pertamina bisa bertahan di tengah disrupsi geopolitik. Bahkan, karena efisiensi itu, laba Pertamina bisa naik dibanding tahun sebelumnya," kata Kholid dikutip dari Antara, Selasa 21 Juni.

Menurut dia, upaya terpenting yang harus dilakukan BUMN migas tersebut adalah melakukan efisiensi berbasis digitalisasi pada sektor hulu dan hilir karena hal itu bisa memangkas biaya tanpa mengorbankan ekspansi bisnis.

Kholid menambahkan, efisiensi itu kaitannya dengan daya hidup korporasi, sehingga Pertamina bisa menjalankan fungsi bisnis dengan baik, sekaligus juga mengemban tugas negara yang diberikan.

"Kedua peran tersebut sama penting. Karena sudah menjadi tugas negara untuk menyediakan hajat hidup orang banyak," ujarnya.

Menurut Kholid, Pertamina harus berfokus pada sektor pengolahan dan hilir khususnya pada bagian kilang, niaga, dan distribusi karena ketiganya perlu banyak pembenahan.

Di sisi lain, tambahnya, masyarakat harus bijak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji, baik yang subsidi maupun non-subsidi..

Masyarakat harus sadar kondisi saat ini sangat berat, apalagi Pertamina dan pemerintah tentu memiliki batasan kemampuan subsidi.

Selain itu, lanjutnya, subsidi juga harus tepat sasaran, yakni kalangan mampu diminta tidak menggunakan BBM dan elpiji subsidi.

Sebelumnya, Pertamina memperkuat strategi keuangan dan upaya operasional guna meningkatkan efisiensi di seluruh lini bisnis, baik holding maupun subholding mulai dari hulu, pengolahan sampai hilir di tengah tantangan harga minyak mentah yang terus melambung tinggi.

Kebijakan ini dikembangkan di berbagai kebijakan dan strategi bisnis dari sisi keuangan maupun operasional sebagai upaya menghadapi tantangan harga minyak dunia yang melonjak signifikan.