Kemenkes Gandeng TNI AD Deteksi Penyakit Menular di Pintu Masuk Negara
JAKARTA - Kementerian Kesehatan melibatkan unsur TNI Angkatan Darat untuk memperkuat fungsi deteksi dini penyakit menular yang masuk ke Indonesia di setiap pintu perbatasan dalam negeri.
"Pendidikan dan latihan (diklat) ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pengawasan dan penguatan fungsi deteksi, pencegahan serta respons di pintu masuk negara," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Antara, Kamis, 16 Juni.
Pernyataan itu disampaikan Maxi saat membuka Pendidikan dan Pelatihan Kekarantinaan Kesehatan Tingkat Dasar Tahun 2022 di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) Jaya TNI Angkatan Darat, Jakarta, hari ini.
Maxi mengatakan sektor kesehatan saat ini dihadapkan pada tantangan baru yang semakin kompleks dengan munculnya berbagai penyakit infeksi seperti hepatitis akut misterius, monkeypox dan penyakit infeksi lainnya.
Kemunculan penyakit tersebut menjadi alarm bagi pemerintah untuk memperkuat kesiapsiagaan, deteksi dan respons di pintu masuk negara untuk mencegah terjadinya transmisi atau penularan penyakit di antardaerah maupun antarnegara.
Maxi mengatakan fungsi tersebut dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai otoritas yang berwenang untuk melakukan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah.
Untuk itu, kesiapsiagaan dan kewaspadaan KKP harus diperkuat dengan adanya SDM Kesehatan yang terampil secara teknis, bermutu dan profesional dalam melaksanakan kekarantinaan kesehatan, kata Maxi.
“Penguatan SDM melalui Diklat Karantina Kesehatan ini menjadi salah satu hal yang mutlak untuk menghadirkan penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan yang profesional," ujarnya.
Agenda Pendidikan dan Pelatihan Kekarantinaan Kesehatan Tingkat Dasar Tahun 2022 di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) Jaya TNI Angkatan Darat itu digelar mulai 13-27 Juni 2022.
Kegiatan yang sempat tertunda selama dua tahun akibat pandemi itu digelar Kementerian Kesehatan melalui Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan menyertakan 30 peserta perwakilan dari KKP Kelas I, II, III, dan IV di seluruh Indonesia.
Kepada seluruh peserta pelatihan, Maxi berpesan agar kesempatan belajar ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Ilmu dan ketrampilan yang diperoleh bisa menjadi bekal untuk peningkatan kinerja organisasi Kementerian Kesehatan.
Baca juga:
- Jangan Gampang Terpecah dengan Isu Rendang Padang Babi dan Nasi Uduk Aceh Babi
- Nasir Djamil Bilang Tidak Perlu Bawa-bawa Aceh Kalau Ingin Jual Nasi Uduk Babi, Pembunuhan Karakter
- Di Indonesia, Babi Sedang Viral Termasuk Olahan Nasi Uduk Aceh 77, BPPA Berharap Tidak Ada Kuliner Nonhalal Cantumkan Aceh
- Irma Suryani: Satu Nama Capres NasDem Akan Keluar Oktober
Maxi juga berpesan kepada peserta untuk saling bahu membahu menjaga kesehatan diri dan lingkungan serta tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan pakai sabun.
“Saya berharap seluruh peserta dan tim fasilitator tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik selama berlangsungnya kegiatan pelatihan ini. Semoga dalam pelaksanaan ke depan berjalan sukses dan lancar hingga penutupan nanti,” katanya.