PM Pakistan Imran Khan Kecam Presiden Prancis Emannuel Macron yang Ia Anggap Sebarkan islamofobia
JAKARTA - Kebencian terhadap Muslim di Prancis meningkat pascakematian Samuel Paty, seorang guru sejarah. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ikut angkat bicara meredakan Islamofobia. Ia juga mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menyerang Islam dengan pernyataannya.
Selain Macron, kritik Imran juga menyasar Facebook. Ia meminta Facebook melarang konten Islamofobia di dalam platform. Menurut Khan, media sosial temuan Mark Zuckerberg adalah salah satu medium utama penyebaran Islamofobia.
Melansir Reuters, Senin, 26 Oktober, Khan menyampaikan hal itu lewat surat terbuka yang diunggahnya di Twitter. Dalam surat tersebut Khan mengingatkan bahaya perkembangan Islamofobia dalam mendorong ekstremisme dan kekerasan di seluruh dunia.
“Saya akan meminta Anda (Facebook) untuk menempatkan larangan serupa terhadap Islamofobia dan kebencian terhadap Islam di platform-nya, seperti yang telah Facebook lakukan untuk Holocaust,” kata Khan.
Bulan ini Facebook memang tengah berbenah memperbarui kebijakan terkait ujaran kebencian seputar Holocaust. Kelak, Khan juga ingin Facebook melakukan hal yang serupa terkait Islamofobia.
Seorang juru bicara yang mewakili Facebook merespons kritik Khan. Juru bicara itu mengatakan Facebook selama ini telah berdiri menentang segala macam bentuk kebencian, apalagi yang berkaitan dengan ras, etnis, asal negara, atau agama.
"Kami akan menghapus perkataan yang mendorong kebencian ini segera setelah kami menyadarinya," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara itu menambahkan, Facebook akan segera berbenah sebagai bentuk keseriusan melawan ujaran kebencian. Lewat pernyataan itu pula didapatkan fakta bahwa bukan sekali dua kali Pakistan mengkritik konten Facebook.
Pada laporan transparansi terakhir Facebook selama enam bulan hingga Desember 2019, Pakistan menduduki posisi kedua dalam hal mengkritik konten Facebook. Umumnya kritik yang dilempar berkaitan dengan Islamofobia. Pakistan ditandai Facebook sebagai negara paling kritis menyoroti Islamofobia.
Kecaman untuk Macron
Terkait kritiknya teradap Macron, Khan mengatakan Macron adalah salah satu dalang yang membiarkan banyak penayangan kartun Nabi Muhammad di Prancis. Hal itu jadi keprihatinan Khan mengingat banyak warga Prancis yang menganut agama Islam.
Bukan cuma Khan yang mengkritik keras Macron. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan menyebut Macron memerlukan perawatan mental karena sikapnya.
Di Prancis, kartun Nabi Muhammad pertama kali diterbitkan pada tahun 2005 oleh surat kabar Denmark, Jyllans-Posten. Karena kartun itu, gelombang protes kemudian bermunculan dari berbagai belahan dunia, termasuk Pakistan.
Pada bulan lalu saja, puluhan orang di Pakistan melakukan unjuk rasa karena kartun Nabi Muhammad ditayangkan ulang oleh majalah kontroversial Prancis, Charlie Hebdo. Oleh sebab itu, Khan langsung mengetatkan pengawasan terhadap sejumlah aplikasi media sosial di negaranya saat itu juga.