Kunjungi Jokowi, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier Disambut 21 Ledakan Meriam

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kenegaraan Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis 16 Juni.

Presiden Jerman Frank-Walter bersama delegasi terbatas tiba di Istana Bogor sekitar pukul 10.00 WIB. Kedatangan Kepala Negara Jerman tersebut turut diiringi oleh Pasukan Nusantara, Pasukan Berkuda, dan Korps Musik Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Usai disambut Presiden Jokowi, prosesi penyambutan dilanjutkan dengan upacara penyambutan resmi dengan diperdengarkan lagu kebangsaan kedua negara dan diiringi dentuman meriam sebanyak 21 kali. Setelah dentuman meriam selesai, kedua pemimpin kemudian melakukan inspeksi pasukan kehormatan.

Kedua pemimpin selanjutnya memperkenalkan delegasi dari masing-masing negara yang turut hadir mengikuti upacara, antara lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya.

Setelah saling memperkenalkan delegasi masing-masing, Presiden Jokowi kemudian mengajak Presiden Frank-Walter berfoto bersama dan menandatangani buku tamu kenegaraan di Ruang Teratai, Istana Bogor.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan penanaman bersama Pohon Cendana atau Santalum Album oleh Presiden Jokowi dan Presiden Jerman Frank-Walter.

Selepas penanaman pohon bersama, berdasarkan laporan Antara, Presiden Jokowi dan Presiden Frank-Walter menuju beranda untuk berbincang sejenak sebelum menggelar pertemuan bilateral bersama delegasi masing-masing negara.

Usai pertemuan bilateral, kedua pemimpin kemudian melakukan pernyataan pers bersama di Ruang Teratai. Rangkaian penyambutan resmi diakhiri dengan jamuan santap siang kenegaraan untuk Presiden Frank-Walter Steinmeier di Ruang Garuda.

Hubungan Diplomatik Indonesia-Jerman dibuka secara resmi pada tahun 1952. Tahun 2022 menjadi tahun khusus bagi Indonesia dan Jerman. Tahun ini, kedua negara resmi memperingati 70 tahun pembukaan hubungan diplomatik.

Meski hubungan diplomatik kedua negara baru diresmikan pada tahun 1952, hubungan persahabatan Indonesia dan Jerman telah terjalin bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Mulai dari Adolf Bastian, etnologis Jerman, yang mempopulerkan nama Indonesia, pembukaan Kantor Siemen di Surabaya pada 1854, serta pelukis legendaris Indonesia, Raden Saleh yang menetap di Jerman pada 1839 – 1849.

Pada 2012 Indonesia dan Jerman telah menyepakati the German-Indonesian Joint Declaration for a Comprehensive Partnership: Shaping Globalization and Sharing Responsibility, atau dikenal dengan Jakarta Declaration.

Saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jerman pada 2016, kemitraan strategis kedua negara kembali dipertajam pada tiga fokus bidang kerja sama. Tiga fokus itu adalah pendidikan vokasi, energi terbarukan, dan kerja sama kemaritiman.

Sementara itu, kerja sama di bidang ekonomi dan industri terus ditingkatkan. Saat ini, sekitar 250 perusahaan multinasional Jerman melakukan bisnis di Indonesia, seperti Deutsche Post, Robert Bosch, Bayer, VW, Mercedes-Benz, Adidas, Allianz, BASF, dan BMW.

Selain itu, peran strategis Indonesia bagi Jerman terlihat dengan ditunjuknya Indonesia sebagai negara mitra untuk penyelenggaraan pameran industri terbesar, Hannover Messe tahun 1995, 2021, dan 2023. Tak hanya itu, sejumlah program nyata juga menandai penguatan kerja sama kedua negara.

Saat ini Indonesia tengah mempersiapkan pengiriman tenaga perawat ke Jerman yang dilakukan melalui skema "triple win". Jerman juga memberikan dukungan sebesar Rp40,7 triliun untuk 15 proyek Green Infrastructure Initiative (GII) di beberapa provinsi di Indonesia.

Selain itu, hingga Januari 2022 Jerman memberikan bantuan vaksin COVID-19 sebanyak 14.164.460 dosis dari total sekitar 29 juta bantuan dosis vaksin yang diterima Indonesia dari berbagai kalangan internasional. Hal ini di luar bantuan alat kesehatan dan perangkat medis yang diberikan Jerman untuk Indonesia.