Jokowi Perintahkan Bawahannya Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta bawahannya di kabinet mewaspadai varian terbaru COVID-19, Omicron B1.4 dan BA.5.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat terbatas terkait dengan Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 13 Juni.
Menkes menyebutkan kewaspadaan perlu ditingkatkan meski tiga indikator transmisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia saat ini masih dalam kondisi baik.
"Dari tiga indikator transmisi, kondisi Indonesia masih baik. Meski demikian, Bapak Presiden memberikan arahan kepada kami, lebih baik kita waspada, berhati-hati," ujar Menkes.
Adapun tiga indikator transmisi, lanjut Menkes, yakni level kasus konfirmasi, positivity rate, dan reproduction rate.
Ia mengatakan, saat ini kasus konfirmasi di Indonesia masih berada pada level satu dengan maksimum 20 kasus per pekan per 100.000 jiwa penduduk.
Untuk positivity rate, berdasarkan laporan Antara, Indonesia masih berada pada angka 1,36 persen dari standar 5 persen yang harus diwaspadai.
Sementara reproduction rate masih di angka 1 dari ketentuan yang harus diwaspadai apabila berada di atas angka 1.
Baca juga:
- Bicara Penangkapan Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin, Polda Metro: Ada Hampir 30 Sekolah Terafiliasi Khilafah
- Dalam Gendongan Ibunya, Bayi Ridwan Kamil Taburkan Bunga di Atas Kuburan Eril
- Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia Bertambah Jadi 8 Pasien
- Doa Nenek Eril Terkabul Agar Cucunya Bisa Dimakamkan di Tanah Air, Sempat Titipkan Kafan ke Ridwan Kamil
Budi mengatakan, kewaspadaan dan kehati-hatian dalam penanganan COVID-19 terbukti sudah memberikan hasil bahwa penanganan pandemi di Indonesia termasuk relatif baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Selain itu, dia menekankan bahwa kehati-hatian yang selama ini terbukti tidak menurunkan perekonomian karena ekonomi Indonesia sekarang sudah hampir kembali ke normal.
Dikatakan pula bahwa Presiden Jokowi juga ingin vaksinasi booster untuk terus ditingkatkan.
Menurut dia, puncak suatu varian akan terjadi 1 bulan sejak kasus pertama ditemukan sehingga diperkirakan puncak kasus BA.4 dan BA.5 terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022.
Dengan makin banyak orang yang menerima vaksin booster, dia berharap puncak kasus BA.4 dan BA.5 tidak akan tinggi.