Per April 2022, Dinkes Cianjur Catat Ada 82 Orang dengan HIV/AIDS, Total 551 Kasus
CIANJUR - Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat 82 orang dengan HIV/AIDS baru per April 2022. Berbagai program dilakukan untuk mencegah penularan seperti memfasilitasi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan obat.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Cianjur, dr Frida Laila Yahya mengatakan, masih banyaknya perilaku penyimpangan seks menjadi faktor utama tingginya kasus HIV/AIDS di Cianjur. Total warga yang mengidap HIV/AIDS sebanyak 551 orang.
"Kasus tertinggi terdapat di wilayah Cianjur kota disusul utara dan timur, sebagian besar yang mengidap HIV/AIDS merupakan penyuka sesama jenis. Tahun 2019 pihaknya menemukan 179 kasus, tahun 2020 sebanyak 179 kasus, sedangkan tahun 2021 ada 111 kasus," katanya di Cianjur, Antara, Selasa, 7 Juni.
Untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS, tutur dia, pihaknya membuat sejumlah program mulai dari triple eliminasi atau skrining, Mobile VCT atau pemeriksaan test HIV keliling dan memfasilitasi obat ARV untuk pasien HIV/AID ke rumah sakit rujukan.
Pihaknya juga menyosialisasikan tentang HIV ke masyarakat bekerja sama dengan LSM Penjangkau LENSA dan KPA Cianjur, agar masyarakat terutama penyuka sesama jenis atau pasangan di luar nikah melakukan hubungan intim tanpa alat pengaman.
"Kami menduga masih banyak ODHA baru yang tidak melakukan tes kesehatan karena berbagai alasan karena ini fenomena gunung es, yang dipermukaan atau yang terdata hanya segitu, tapi kemungkinan masih banyak,” katanya.
Baca juga:
- Dipecat Gerindra, M. Taufik: Kita Terima dengan Lapang Dada
- Berbelit-belit hingga Kinerja Kurang Amanah, Hal Memberatkan yang Bikin M Taufik Dipecat Gerindra
- Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja Tiba di Polda Metro, Dikawal Ketat Polisi
- Diduga Bikin Gaduh Tebar Berita Bohong, Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin jadi Tersangka
Pihaknya berharap ODHA di Cianjur, dapat melapor dan memeriksakan diri secara rutin ke sejumlah tempat kesehatan yang sudah ditunjuk dengan jaminan kerahasiaan data diri dijamin, sedangkan bagi mereka yang memiliki gejala dapat melaporkan diri ke dinas atau rumah sakit rujukan.