Hewan Ternak terjangkit PMK di Solok Bertambah, Total Jadi 92 kasus
PADANG - Hewan ternak berupa sapi dan kerbau di Kabupaten Solok, Sumatera Barat positif mengidap penyakit mulut dan kuku (PMK) berdasarkan hasil sampel yang dikirim oleh Dinas Pertanian Kabupaten Solok ke Balai Veteriner Bukittinggi bertambah menjadi 92 kasus.
"Sejak Kamis 2 Juni sampai saat ini jumlah kasus PMK di Kabupaten Solok tercatat mengalami penambahan menjadi 92 yang sampelnya berasal dari sembilan nagari," kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Kenedy Hamzah di Solok, Sabtu.
Kenedy menyebutkan kasus PMK tersebut terdapat di Nagari Sumani, Nagari Koto Laweh, Nagari Cupak, Dilam, Jawi-Jawi, Kotobaru, Bukit Kandung, Aia Dingin, dan Nagari Muaro Paneh.
Ia menyebutkan, terdapat 23 kasus PMK di Nagari Sumani.
Rinciannya, 19 ekor sapi dan empat ekor kerbau. Namun, enam ekor sudah sembuh.
Nagari Muara Panas ditemukan 32 ekor sapi terjangkit dan satu ekor dipotong paksa.
Kemudian di Nagari Koto Laweh ditemukan kasus empat ekor, yakni satu ekor mati dan satu lainnya juga dipotong paksa.
Baca juga:
Kenedy menjelaskan, sapi yang dipotong paksa merupakan sapi yang kondisinya kritis dan tidak ada kemungkinan sembuh.
"Dagingnya bisa dikonsumsi karena penyakit ini tidak zoonosis atau tidak menular ke manusia atau sebaliknya," ujar dia.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, kasus PMK terhadap hewan ternak juga ditemukan di Nagari Cupak 10 ekor, Dilam delapan ekor, Jawi-Jawi enam ekor, Koto Baru enam ekor, Bukit Kandung satu ekor, dan Air Dingin dua ekor.
Selain itu, lajutnya, Dinas Pertanian Kabupaten Solok mengutus para petugas ke lapangan agar terus melakukan pencegahan dengan menyemprotkan cairan disinfeksi ke kandang ternak yang terjangkit.
"Kemudian juga melakukan pengobatan terhadap sapi dan kerbau yang terjangkit PMK," kata dia.
Menurut Kenedy, PMK merupakan serangan virus yang berpotensi untuk cepat menyebar.
Untuk itu, ia meminta agar para peternak dan pedagang untuk mengisolasi ternak supaya sebaran PMK di Kabupaten Solok tidak meluas.
"Kita juga berupaya melakukan sosialisasi ke masyarakat, penyemprotan disinfektan ke kandang hewan ternak, melakukan pengobatan, serta memonitor kelompok-kelompok peternak," ujar dia.