Tarik-tarikan Handphone dengan Begal, Dua Remaja Laki-laki di Duren Sawit Diserang Pakai Celurit
JAKARTA – Dua remaja laki-laki menjadi korban keganasan begal di Duren Sawit. Akibat melakukan perlawanan, kaki korban menjadi bantalan celurit. Sontak korban meringis kesakitan menahan luka yang menganga.
Peristiwa pembacokan itu terjadi di Jalan 26 Duren Sawit, Jakarta Timur. Aksi pembegalan itu juga terekam kamera CCTV milik warga sekitar.
Dalam video terlihat, dua orang remaja warga sekitar tengah asyik bermain handphone di depan toko yang sudah tutup. Tak lama kemudian datang dua orang pelaku dengan satu motor dan berhenti di depan korban.
Salah satu pelaku turun dari motor sambil menenteng celurit di tangan kanan dan mengancam korban sambil mengayunkan sebilah celurit.
Namun, korban berhasil melakukan perlawanan sehingga para pelaku gagal merampas dua unit handphone milik korban tersebut.
"Lagi maen game di handphone, pelaku langsung merebut handphone dan keluarkan celurit," kata Ata, Ketua RT 09/05 kepada wartawan, Rabu, 25 Mei.
Meski berhasil mempertahankan barang berharganya, namun salah satu korban mendapatkan luka di kaki akibat sabetan celurit.
"Menurut pengakuan salah satu anak (korban), kakinya kena sabetan celurit," ujar Ata.
"Korban sempat pertahankan handphone, dia rebut-rebutan dan handphonenya Alhamdulilah engga kena," ucapnya.
Ternyata ada faktor lain yang membuat memutuskan melarikan diri meski gagal merebut handphone korban. Dijelaskan Ata, ternyata saat kejadian ada pengendara motor dibelakang yang melihat kejadian itu. Pelaku sontak kabur.
"Menurut pengakuan korban ini, karena dibelakang ada kendaraan lain, pelaku panik dan kabur," ungkapnya.
Ata menyesalkan adanya upaya pembegalan di wilayahnya itu. Padahal, menurut Ata, wilayahnya itu tergolong aman karena ada petugas keamanan yang sering patroli.
"Ini baru pertama kali terjadi. Dulu, Alhamdulillah aman-aman aja karena ada keamanan lingkungan," jelas Ata.
"Mungkin kejadian karena pelaku sudah bawa sajam dan sudah intai sebelumnya," tambah Ata.
Korban dan pengurus lingkungan tidak melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian.