Luhut Ditugasi Jokowi Urus Minyak Goreng, Pengamat: Seolah Berperan Perdana Menteri

JAKARTA - Penugasan baru terhadap Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengurusi masalah minyak goreng jadi sorotan. Sebab sebelumnya, Luhut juga dipercaya Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Dewan Sumber Daya Air.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, menilai penunjukkan Luhut untuk mengurusi masalah minyak goreng terlalu berlebihan dan tidak etis secara kelembagaan. 

Sebab, menurutnya, sudah banyak tugas yang diemban Luhut yang tidak sesuai dengan latar belakangnya sebagai Menko Maritim dan Investasi. Bahkan, Luhut sampai disebut sebagai menteri segala urusan. 

"Lebih jauh, LBP (Luhut Binsar Pandjaitan, red) seolah berperan sebagai Perdana Menteri. Seharusnya Jokowi menunjuk menteri lainnya yang sesuai dengan backgroundnya untuk mengurus masalah minyak goreng," ujar Andriadi kepada VOI, Selasa, 24 Mei. 

Andriadi menilai, tugas baru yang diberikan kepada Luhut semakin menunjukkan bahwa Jokowi lebih percaya politikus senior Partai Golkar itu ketimbang menteri-menteri dari PDIP yang merupakan partainya.

"Penunjukkan tugas baru Jokowi untuk LBP menunjukkan bahwa Jokowi sangat percaya terhadap LBH ketimbang yang lainnya," katanya. 

Kepercayaan Jokowi terhadap Luhut ini, menurut Andriadi juga semakin memperlebar ruang ketidaksukaan PDIP terhadap Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu. Apalagi, belakangan Luhut sering 'diseruduk' kader partai banteng. 

"Belakangan membaca bahwa LBH diserang kader PDIP seperti Masinton Pasaribu. Secara tidak langsung menunjukkan ada ketidakharmonisan antara PDIP dan LBH sesama pendukung utama Jokowi," kata Andriadi. 

Bahkan, yang hangat baru-baru ini Jokowi seolah mengisyaratkan tidak mendukung jagoan dari PDIP, Puan Maharani untuk menjadi calon presiden 2024. 

"Belum lagi dalam sebuah pertemuan baru-baru ini, terdapat statement menunjukkan Jokowi lebih mendukung salah satu capres Ganjar Pranowo ketimbang Puan Maharani," katanya.  

Dengan munculnya sinyal Jokowi ini, Andriadi memprediksi menjelang akhir periode pemerintahan, hubungan kepala negara dengan PDIP akan semakin merenggang.

Jokowi, kata Andriadi, akan mungkin lebih dekat dengan kubu Luhut. Terlebih, Golkar dinilai bakal mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

"Prediksi saya ke depan menjelang dua tahun berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi akan semakin renggang dengan PDIP sebagai pendukung utamanya dan lebih dekat dengan kubu LBH dan capres Ganjar Pranowo," pungkas Andriadi. 

Presiden Jokowi kembali memberi tugas khusus untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kali ini, Luhut diminta mengurus masalah minyak goreng. Minyak goreng memang masih menjadi persoalan lantaran harganya yang masih saja tinggi dan stoknya langka di pasaran.

"Tiba-tiba Presiden (Jokowi) memerintahkan saya untuk mengurus minyak goreng. Jadi sejak tiga hari lalu, saya mulai menangani masalah kelangkaan minyak goreng," kata Luhut saat membuka acara Perayaan Puncak Dies Natalis ke-60 GAMKI secara virtual, yang ditayangkan melalui YouTube Gamki Balikpapan, Sabtu, 21 Mei. 

Luhut pun berharap persoalan minyak goreng ini segera tuntas. "Kita berharap itu bisa nanti tidak terlalu lama kita selesaikan," ujarnya.