Kabar Baik! Utang Luar Negeri Indonesia Turun 4,2 Miliar Dolar AS dalam Tiga Bulan

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa terjadi penurunan utang luar negeri (ULN) sebesar 4,2 miliar dolar AS menjadi 411,5 miliar dolar AS di akhir kuartal I 2022 dari sebelumnya 415,7 miliar dolar AS di kuartal IV 2021.

“Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik, yaitu pemerintah dan bank sentral, serta sektor swasta,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan pers dikutip Jumat, 20 Mei.

Menurut Erwin, secara tahunan posisi ULN kuartal I 2022 mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,3 persen.

Secara terperinci dia menjelaskan utang pemerintah pada tiga bulan pertama tahun ini adalah sebesar 196,2 miliar dolar AS. Angka tersebut turun dari catatan di akhir 2021 yang sebesar 200,2 miliar dolar AS.

“Penurunan terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas, serta adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral,” tuturnya.

Erwin menambahkan, utang luar negeri pemerintah digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, pendidikan, pertahanan, jaminan sosial wajib, serta sektor konstruksi dan jasa.

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel,” katanya.

Sementara di sektor swasta, posisi ULN swasta pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 206,4 miliar dolar AS atau turun dari 206,5 miliar dolar AS pada kuartal IV 2021. Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman luar negeri dan surat utang yang jatuh tempo.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, sektor industri pengolahan, serta pertambangan dan penggalian.

Sebagai informasi, ULN Indonesia pada triwulan I 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 33,7 pesen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 35,0 persen.

BI sendiri mengklaim struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat dengan dominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa mencapai 87,9 persen dari total.

“Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” tutup Erwin.