IHSG Awal Pekan Makin Kokoh, Menguat 12,97 Poin
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Senin 13 Januari pagi ini. IHSG dibuka naik 12,97 poin atau 0,2 persen ke 6.287,91.
Mengawali perdagangan, terdapat 26 saham menguat, tiga saham melemah, dan 16 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp24,81 miliar dari 10,17 juta lembar saham yang diperdagangkan.
Indeks LQ45 naik 4,58 poin atau 0,4 persen menjadi 1.022,59, indeks Jakarta Islamic Index (JII) naik 3,79 poin atau 0,5 persen ke 694,53, dan indeks IDX30 naik 2,59 poin atau 0,5 persen ke 558,49.
Adapun, saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers antara lain, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp550 atau 4,34 persen ke Rp13.225, saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) naik Rp18 atau 5,39 persen ke Rp352, dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik Rp3 atau 4,23 persen.
Sementara itu, saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, yaitu saham PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) turun Rp6 atau 7,69 persen ke Rp72, saham PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) turun Rp18 atau 6,82 persen ke Rp246, dan saham PT Indofarma Tbk (INAF) turun Rp55 atau 6,55 persen ke Rp785.
Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyatakan IHSG pada sepekan ini, berpeluang bergerak terkonsolidasi menguat dengan support di level 6.270 sampai 6.218, sedangkan area resistance di rentang level 6.295 sampai 6.337.
"Sebaiknya pelaku pasar melakukan SOS atau penjualan ketika pasar mengalami penguatan," katanya.
Menurutnya, beberapa sentimen bakal mempengaruhi laju IHSG pada perdagangan pekan ini. Pasar menanti sentimen positif yang datang dari penandatanganan kesepakatan perdagangan antara AS dengan Tiongkok yang digelar pada 15 Januari 2020.
Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He dikabarkan akan bertolak ke Washington untuk menandatangani perjanjian fase pertama tersebut. Kesepakatan dagang sebelumnya sudah tercapai pada pertengahan Desember tahun lalu.
Oleh karena itu Hans menilai, penandatangan perjanjian dagang fase satu ini bisa menjadi sentimen positif, meski euforianya hanya berlangsung dalam jangka pendek di pasar. Sebab keduanya masih memiliki perbedaan dan isu tarif juga masih menjadi hambatan, sehingga berpotensi menciptakan konflik baru.
Sentimen lainnya yang mampu mendorong IHSG pekan ini menguat yaitu seiring dengan meredanya tensi ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran, pasca-serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Qassem Soeimani.
"Tetapi faktor kejutan masih sangat mungkin terjadi seperti statement dan potensi konflik lanjutan. Sementara pada perdagangan hari ini, Senin 13 Januari, IHSG diprediksi bergerak positif ke zona hijau," kata Hans.
Annalis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya yang menyebutkan bahwa pergerakan IHSG di perdagangan hari ini berpotensi menguat, meski berada dalam rentang konsolidasi wajar.
"Peluang kenaikan masih terlihat dalam pola pergerakan IHSG yang ditunjang oleh kekuatan fundamental perekonomian Indonesia, terlihat dari data ekonomi makro yang terlansir," ujar William.
Selain itu, kata dia, berlanjutnya capital inflow di tahun ini juga akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG. "Hari ini IHSG berpotensi menguat," jelas William sembari menyebutkan bahwa saat ini IHSG memiliki support-resistance di level 6.198-6.402.
William menegaskan, peluang kenaikan lanjutan pada laju IHSG di perdagangan hari ini mesti disikapi oleh para investor dengan mengoleksi saham BBNI, HMSP, MYOR, ROTI, TLKM, WIKA, SMRA dan PWON.