Waspada Penyebaran Hepatitis Akut, Komisi X DPR: PTM Boleh, Asal Kantin Tutup

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyoroti penyebaran kasus Hepatitis akut yang mulai menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Seiring dengan akan dimulainya pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) guna mengejar ketertinggalan learning loss selama COVID-19.

Hingga 9 Mei 2022, tercatat Indonesia memiliki 15 kasus hepatitis akut dengan mayoritas korban adalah anak usia 1-6 tahun. Penyakit ini pun telah menyebar ke 5 provinsi di indonesia dan memakan 5 korban jiwa.

“Tentu hal ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua, apalagi orang tua yang anaknya mulai masuk sekolah. Aspek kehati-hatian harus ditingkatkan, namun tidak perlu panik," ujar Hetifah kepada wartawan, Jumat, 13 Mei. 

Hetifah menuturkan, secara umum penularan hepatitis melalui oral bukan udara seperti COVID-19. Penularan hepatitis juga diduga melalui tangan, air, makanan, hingga alat makan. 

"Sehingga, PTM masih dapat dilaksanakan selama kebersihan makan dan minum anak terjaga,” katanya.

Meski demikian, Hetifah mendesak Kemendikbudristek untuk melakukan langkah penanggulangan dengan mengeluarkan surat edaran pencegahan virus hepatitis, khususnya di lingkungan sekolah. 

"Misalnya, sementara waktu, kantin wajib tutup, pelajar wajib bawa bekal, protokol kesehatan seperti cuci tangan dan memakai masker juga harus tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah,” kata Hetifah.

Disisi lain, politikus Golkar itu berharap pemerintah juga menggalakkan vaksinasi hepatitis. Meskipun vaksin hepatitis telah diwajibkan bagi bayi Indonesia, namun kata Hetifah, cakupannya belum maksimal. 

"Karena itu saya berharap pemerintah menggalakkan vaksin ini lebih massif. Agar tercipta kekebalan jangka panjang,” tegasnya.

Hetifah menambahkan, Komisi X DPR akan segera melakukan pembahasan terkait antisipasi penyakit hepatitis yang berimplikasi pada PTM dengan Kemendikbusristek setelah masa reses. 

“Masa sidang DPR RI akan dimulai pada 17 Mei. Kami akan segera membahas hal ini dengan Kemendikbudristek,” tandasnya.

Sebelumnya, Komisioner KPAI Retno Listiyarti meminta sekolah tidak membuka kantin lebih dulu di tengah merebaknya penyakit Hepatitis akut misterius.

“Ini perlu dilakukan sebagai salah satu antisipasi mencegah penularan hepatitis akut ini. Karena begitu kantin dibuka, pasti akan ada kerumunan,” kata Retno.

Berdasar informasi yang diterimanya, ada dua pola penularan Hepatitis akut ini. Yakni, melalui saluran pernapasan dan pencernaan. Karena itu, menurut Retno, penutupan kantin sekolah diperlukan guna menutup potensi terjadinya penularan.

“Karena kalau kantin buka, siapa yang menjamin siswa saling ngobrol atau membuka masker?," tuturnya.