Laba Produsen Cat Avian Milik Konglomerat Hermanto Tanoko Turun 15,26 Persen Jadi Rp385,43 Miliar di Kuartal I 2022
JAKARTA - Produsen cat Avian milik konglomerat Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mencatatkan penurunan kinerja pada tiga bulan pertama tahun ini. Laba bersih perusahaan cat dan produk-produk kimia itu turun 15,26 persen menjadi Rp385,43 miliar di kuartal I 2022.
Dalam laporan keuangan AVIA, dikutip Rabu 27 April, penurunan laba bersih seiring melemahnya penjualan perseroan menjadi Rp1,63 triliun. Angka itu turun 8,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,8 triliun.
Penurunan pendapatan terjadi akibat penurunan pada seluruh kategori produk. Kategori solusi arsitektur turun 9,13 persen menjadi Rp1,34 triliun. Lalu, kategori barang dagangan turun 8,25 persen menjadi Rp297,8 miliar.
Beban pokok penjualan AVIA turun 1,66 persen menjadi Rp970,21 miliar. Dengan begitu, laba kotor perseroan menjadi Rp668,81 miliar atau turun 17,83 persen secara tahunan (yoy).
Baca juga:
- Bos Cat Avian Konglomerat Hermanto Tanoko 'Berhasil' Ajak Anak Orang Terkaya RI Pemilik Harta Rp609 Triliun Ini Ngobrol di Podcast, Bahas Sepatu yang Dilakban
- Produsen Cat Avian Milik Konglomerat Hermanto Tanoko Raup Penjualan Rp6,77 Triliun dan Laba Rp1,43 Triliun di 2021
- Produsen Minuman Kemasan Cleo Milik Bos Cat Avian Konglomerat Hermanto Tanoko Targetkan Penjualan Rp1,43 Triliun di 2022, Ini Strateginya
Beban penjualan perseroan tercatat naik 4,23 persen menjadi Rp217,96 miliar. Beban umum dan administrasi juga tercatat naik 23,4 persen menjadi Rp48,77 miliar. Dengan begitu, laba usaha AVIA tercatat sebesar Rp408,41 miliar atau turun 28,46 persen yoy.
Beban keuangan juga turun menjadi Rp1,95 miliar dari sebelumnya Rp2,16 miliar. Namun, hal tersebut belum mampu mengerek laba bersih.
Hingga Maret 2022, perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp10,93 triliun, naik tipis atau 0,52 persen dari posisi Desember 2021. Rinciannya, total liabilitas turun 13,86 persen menjadi Rp1,25 triliun dan total ekuitas naik 2,75 persen menjadi Rp9,67 triliun.