Berkomitmen Perkuat Lembaga Anti Doping, Menpora Dukung Pembangunan Laboratorium di Indonesia
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan, pemerintah Indonesia berkomitmen memperkuat lembaga anti doping. Salah satu wujudnya adalah meningkatkan anggaran dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini disampaikan Menpora saat mengadakan virtual meeting dengan President of the World Anti-Doping Agency (WADA), Witold Banka, yang baru saja terpilih. Dia menegaskan komitmen dukungan pemerintah terhadap keberadaan lembaga anti doping internasional WADA maupun Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Menpora juga memberikan selamat kepada Witold Banka yang terpilih sebagai Presiden WADA yang baru. Politisi Golkar ini juga sangat berterima kasih atas kepedulian WADA terhadap Indonesia.
"Kami sampaikan bahwa rencana keuangan dukungan terhadap LADI meningkat sekitar 500% pada tahun 2021 dan selanjutnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar Menpora.
Baca juga:
Menpora juga menyampaikan, pihaknya terus bekerja keras agar semua program WADA dapat dilaksanakan di Indonesia. Salah satunya adalah menggelar tes anti doping yang sesuai dengan peraturan WADA.
Sementara itu, Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih, menyampaikan keinginannya untuk membangun laboratorium anti doping sendiri. Pasalnya, pemeriksaan anti doping tidak boleh disembarang laboratorium.
"Hanya lab yang diakreditasi oleh WADA, itu jumlahnya terbatas. Jadi untuk menjaga kualitas WADA membatasi lab yang dijadikan rujukan," tutur Zaini.
Dia mengungkapkan, laboratorium yang terakreditasi WADA hanya berjumlah sekitar 30 lab di seluruh dunia. Sementara di Asia hanya ada dua, yakni di Penang, Malaysia, dan Bangkok, Thailand.
"Itupun yang di Penang ditutup, jadi tinggal satu. Jadi kalau kami kirim sampel harus ke India, Qatar, atau Bangkok," katanya.
Ketua LADI sudah meminta kepada pemerintah untuk membuat laboratorium sendiri sebagai negara besar. Dia pun mengatakan, sudah mendapat komitmen kuat dari Menpora. Menpora juga sudah minta dukungan dari WADA, berupa supervisi dari awal guna laboratorium itu memenuhi standarisasi.