Mengenal Diet Climatarian, Gaya Hidup yang Baik untuk Kesehatan serta Ramah Lingkungan
JAKARTA – Mengurangi jejak karbon bisa dimulai dengan mengatur pola dan menu makan. Gaya hidup dan pola makan dipertimbangkan tidak hanya untuk meraih kesehatan. Tetapi juga mengurangi efek perubahan iklim dan meningkatkan kesehatan lingkungan tinggal. Gaya hidup tersebut dikenal dengan diet climatarian.
Diet climatarian dilakukan dengan menekankan makanan yang ditanam secara lokal, dilansir Health, Jumat, 25 Maret. Dengan mengonsumsi makanan berbahan tanaman lokal, maka dianggap berkontribusi menjaga lingkungan.
Diet ini bukan termasuk diet tradisional, tetapi bersifat dinamis. Pasalnya, diet climatarian berfokus pada makan makanan yang tidak berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Artinya diet ini tidak sulit untuk diikuti karena perencanaan menu makan tidak straight, hanya saja perlu kesadaran utuh dalam memilah dan memilih produk makanan alami secara lokal.
Climatarians perlu menyadari bagaimana makanan diproduksi, diproses, dan diangkut. Maka, diet ini menghindari makanan yang memerlukan sumber daya alam dalam jumlah besar, berkontribusi pada polusi, menyebabkan pengasaman laut, memancarkan gas rumah kaca, dan menggunakan kemasan berlebihan atau non-biodegradable.
Menurut studi yang diterbitkan tahun 2019 dalam Proceecings of the National Academy of Sciences Amerika Serikat, menilai 15 kelompok makanan. Dari penilaian tersebut menemukan bahwa makanan dengan dampak lingkungan terendah bisa mengurangi risiko kematian seseorang baik dengan penyakit maupun salah satu atau lebih karena penyakit kronis seperti jantung, kanker kolorektal, diabetes, dan stroke.
Baca juga:
Berbeda dengan pola makan vegan atau vegetarian yang sama-sama punya respons terhadap perubahan lingkungan. Menurut Cynthia Sass, MPH., RD., ahli diet dan penulis buku, diet climatarian tetap mengonsumsi daging, tetapi dengan jumlah minim. Mereka percaya bahwa menghilangkan seluruh kelompok makanan dapat mempersulit banyak orang untuk tetap berpegang pada diet. Hanya saja mereka mempertimbangkan betul dampak signifikan terhadap lingkungan.
Artinya tidak hanya mengonsumsi jenis bahan makanannya saja, tetapi juga membatasi makanan yang memiliki jejak lingkungan lebih besar. Makanan yang disebut minim jejak lingkungan antara lain kacang-kacangan, produk lokal musiman, biji-bijian utuh, kacang, dan jamur. Sedangkan makanan yang harus dibatasi diet klimatarian seperti daging merah, produk susu, minyak sawit, gula, dan makanan olahan tinggi.