Wapres Tegaskan Ketenagakerjaan Masih Jadi Isu Utama di Indonesia

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan masalah ketenagakerjaan masih menjadi isu sentral di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan faktor global lain.

"Persoalan ketenagakerjaan masih menjadi isu sentral yang memerlukan langkah-langkah terobosan di dalam penanganannya, terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi dua tahun terakhir, maupun faktor global lain," kata Ma'ruf di acara Pelatihan Vokasi untuk Indonesia Maju di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu 23 Maret.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), dia menyebutkan angka pengangguran Indonesia pada Agustus 2020 hingga Maret 2021 meningkat dari 5,2 persen menjadi sekitar 7 persen.

Selain itu, Indonesia juga masih memerlukan lebih dari 100 juta tenaga kerja terampil, agar peluang bonus demografi dapat membawa Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi.

"Tenaga kerja terampil dengan produktivitas tinggi adalah salah satu kunci penggerak sektor industri potensial untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pembangunan SDM unggul dan tenaga kerja terampil ini bersinggungan erat dengan dunia pendidikan dan pelatihan," jelasnya.

Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan SDM yang berpandangan maju dan produktif, sehingga akan dapat meningkatkan taraf hidup, katanya. Sehingga, pemberian pelatihan vokasi menjadi bentuk pendidikan yang dapat diimplementasikan dan tidak kalah penting bagi dunia kerja.

Kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasi juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja, katanya. Melalui program BPVP, dia berharap dapat mencetak tenaga kerja dengan keterampilan praktis dan siap kerja di berbagai industri.

"Dan keberhasilan pelatihan vokasi di BLK akan turut memberikan efek positif terhadap penurunan angka pengangguran termasuk kemajuan berbagai industri," ujarnya.

Wapres berharap BLK dapat menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing di tingkat nasional maupun global. Selain itu, dia meminta solusi link and match untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan terus diprioritaskan.