Buka Sidang ke-144 IPU, Jokowi Khawatir Perubahan Iklim Tak Bisa Dicegah Jika Renewable Energy Masih Wacana

JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuka acara Sidang ke-144 Inter-Parliementary Union (IPU) dan sidang terkait lainnya di Mangupura Hall, Bali Internasional Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Bali.

Sidang ke-144 IPU turut dihadiri beberapa pejabat negara seperti Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Menteri Luar Negeri, Presiden IPU Dwarte Pacheco, legasi negara-negara anggota IPU, para duta besar, dan lainnya.

Dalam acara ini, Jokowi menyoroti salah satu masalah serius yang sedang dihadapi dunia, yakni perubahan iklim. Isu ini telah sering diwacanakan dalam pertemuan global, namun aksi lapangannya belum kelihatan.

"Saya berikan contoh transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan, dari energi batu bara ke renewable energy. Kelihatannya mudah tapi dalam prakteknya itu adalah sesuatu yang sangat sulit di lapangan, utamanya bagi negara-negara berkembang," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, 20 Maret.

karenanya, Jokowi menggarisbawahi tiga langkah pencegahan perubahan iklim yang harus dimobilisasi, yakni pendanaan iklim, investasi renewable energy, dan transfer teknologi.

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan Indonesia memiliki potensi renewable energy yang cukup banyak. Hal itu mulai dari hydro power dari 4.400 sungai, geotermal dengan potensi 29 ribu megawatt, angin dan arus bawah laut yang banyak, serta energi matahari yang melimpah. Potensi ini, kata Jokowi, perlu didukung dengan tiga langkah yang ia sebutkan tadi.

"Perlu sebuah investasi yang besar, perlu sebuah transfer teknologi, perlu pendanaan iklum global yang betul-betul didukung oleh internsional. Kalau itu hanya dibicarakan bertahun-tahun, tidak ada mobilisasi, dan tidak ada keputusan, saya pesimis yang namanya perubahan iklim ini betul-betul tidak bisa kita cegah sama sekali," urai Jokowi.

"Saya sangat menghargai apabila seluruh parlemen yang ada di negara-negara anggota IPU bisa memobilisasi bersama-sama dengan pemerintah, sehingga muncul sebuah keputusan, sebuah aksi yang betul-betul nyata dan konkret, sehingga bisa dilaksanakan di lapangan," imbuh dia.

Diketahui, untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah sidang tahunan IPU pada tahun ini. IPU merupakan kerja sama antarparlemen dari berbagai negara yang pada tahun ini menyoroti masalah iklim, kesetaraan gender, anak muda dalam politik, serta konflik antara Rusia dan Ukraina.