Banjir Bandang Hanyutkan Rumah dan Mobil di Sukabumi
JAKARTA – Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi melaporkan satu unit rumah warga hanyut akibat banjir bandang. Banjir tersebut terjadi pada pukul 17.10 WIB, Senin 21 September.
Selain itu, banji juga menghanyutkan satu mobil. Banjir bandang dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Sungai Cipeuncit meluap. Lokasi terdampak bencana ini berada di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Hingga kini, BPBD setempat masih melakukan pendataan di lokasi terdampak. Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sukabumi berada di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan evakuasi serta pendataan.
"Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor kejadian dan berkoordinasi dengan BPBD setempat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Senin, 21 September.
Wilayah Jawa Barat termasuk provinsi yang berpotensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang hingga dua hari ke depan, 22 – 23 September 2020.
Sementara itu, dalam dua hari ke depan, 22–23 September 2020, wilayah Kalimantan Barat merupakan salah satu wilayah yang berpotensi hujan lebat yang disetai kilat dan angin kencang.
Pada 22 September 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah berkondisi tersebut antara lain Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku dan Papua.
Sedangkan pada 23 September 2020, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah berpotensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang untuk wilayah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku dan Papu.
Masyarakat diimbau selalu waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi seperti angin kencang atau angin puting beliung, banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Angin puting beliung biasanya terjadi saat pergantian musim, dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya.