Disimpan Selama 50 Tahun, NASA Akhirnya Buka Sampel Batu dari Bulan, Apa Isinya?
JAKARTA - Misi Apollo ke Bulan pada 1972 membawa total 2.196 sampel batuan ke Bumi. Tetapi NASA baru saja mulai membuka salah satu yang terakhir, yang dikumpulkan 50 tahun lalu.
Selama itu, beberapa tabung tetap disegel sehingga dapat dipelajari bertahun-tahun kemudian, dengan bantuan terobosan teknis terbaru. Pembukaan sampel ini juga sebagai persiapan misi baru untuk ke Bulan.
NASA menyisihkan sampel batuan bulan Apollo 17 untuk melestarikan sampel berharga yang dikumpulkan pada tahun 1972 oleh astronot Eugene Cernan dan Harrison Schmitt, seorang ahli geologi, yang dikumpulkan di Lembah Taurus-Littrow di dalam Mare Serenitatis.
Badan tersebut tahu bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dalam beberapa dekade mendatang akan ada teknik yang tersedia untuk mempelajari batuan itu.
"NASA tahu sains dan teknologi akan berkembang dan memungkinkan para ilmuwan mempelajari materi dengan cara baru untuk menjawab pertanyaan baru di masa depan," ungkap Direktur Divisi Ilmu Planet NASA, Lori Glaze.
Para ilmuwan memutuskan sekarang akan menjadi saat yang tepat untuk memeriksa sampel dari Apollo 17, misi manusia terakhir di Bulan hingga saat ini. Para ilmuwan membuka segel sampel, yang dijuluki Apollo Next Generation Sample Analysis Program (ANGSA) 73001 di Pusat Antariksa Johnson NASA di Houston.
Itu bisa mengandung gas atau zat yang mudah menguap seperti air, karbon dioksida dan lainnya. Para ilmuwan berusaha memahami permukaan Bulan dengan instrumen sains modern untuk mempersiapkan misi Artemis yang direncanakan di dekat kutub selatan bulan.
Melansir Space, Senin, 14 Maret, Cernan dan Schmitt mengumpulkan sampel sebagai bagian dari tabung penggerak. Mereka memalu sepasang pipa 14 inci (35 cm) yang terhubung ke bawah, satu di atas yang lain, ke permukaan untuk mengambil batu dan tanah dari tanah longsor.
Salah satu tabung (bagian bawah) disegel di Bulan sebelum membawanya kembali ke Bumi, hanya ada satu sampel lain yang pernah dikumpulkan dalam kondisi ini, membuat proses pengumpulannya hampir unik. Tabung lainnya (bagian atas) dikembalikan dalam karakter normal dan tidak tersegel.
Baca juga:
Tabung tertutup ini, yang sedang dibuka sekarang, disimpan dalam tabung vakum luar dan kemudian disimpan di lingkungan yang dikendalikan atmosfer di Johnson selama setengah abad.
Adapun separuh segmen lainnya, yang dibuka pada 2019, menunjukkan butiran dan benda-benda kecil yang menarik bagi ahli geologi bulan. Bagian inti yang tersegel kebetulan berada di segmen bawah, artinya suhunya cukup dingin saat dikumpulkan.
Pada 1970-an, para ilmuwan tidak tahu bahwa volatil (atau zat, seperti air, yang menguap dalam suhu kamar) hadir di permukaan dalam suhu rendah seperti itu. Sekarang para ilmuwan tahu apa yang harus dicari. Mereka akan berburu volatil ini dengan program Artemis. NASA berharap untuk mengirim astronot ke Bulan pada 2025 dan paling lambat pada 2026.
Tidak akan ada banyak gas yang tersedia, tetapi teknologi spektrometri massa modern mungkin dapat menganalisis apa yang ada di sana. Teknik ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat massa molekul yang tidak diketahui (atau komponen materi).