Enggan Bergabung dengan Barat untuk Jatuhkan Sanksi Terhadap Rusia, Turki: Tidak Menyelesaikan Masalah
JAKARTA - Turki tidak akan bergabung dengan sanksi yang dijatuhkan beberapa negara Barat terhadap Rusia atas operasi khusus di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam forum diplomatik di Antalya, Minggu.
"Kami percaya bahwa sanksi tidak akan menyelesaikan masalah," katanya ketika ditanya tentang sikap Turki terkait sanksi terhadap Rusia, melansir TASS 14 Maret.
"Ambil wilayah udara. Sesuai dengan Konvensi Montreux kami tidak memiliki kekuatan untuk menutupnya. Ini adalah kewajiban hukum," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan di sela-sela forum diplomatik aliansi, mengharapkan semua anggotanya untuk memberlakukan pembatasan di Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina menyusul permintaan bantuan dari para pemimpin Republik Donbass. Rusia menyebut tidak akan menduduki wilayah Ukraina dan tidak menargetkan warga sipil.
Kendati, ratusan orang tewas, dengan 2,5 juta orang mengungsi melintasi perbatasan Ukraina dan ratusan ribu lainnya terjebak di kota-kota yang terkepung akibat invasi yang terjadi.
Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan sejumlah negara lain mengatakan mereka memberlakukan sanksi terhadap badan hukum dan individu Rusia. Langkah yang dibalas Rusia juga dengan mengeluarkan sanksi.
Baca juga:
- Serang Pangkalan Militer Ukraina di Dekat Perbatasan Polandia, Rusia: Hancurkan Tentara dan Senjata Asing
- Pasukan Rusia Disebut Gunakan Bom Fosfor dalam Serangan di Lugansk, Gedung Putih Peringatkan Moskow
- Takut Reaksi Rusia, AS Tutup Pintu untuk Bantuan Jet Tempur ke Ukraina, Pentagon: Berisiko Tinggi
- Tak Sesuai Perintah Dalam Operasi di Ukraina, Presiden Putin Perintahkan Jaksa Militer Hukum Pejabat Bertanggung Jawab
Untuk diketahui, Turki telah berulang kali mengatakan tidak berniat bergabung dengan sanksi terhadap Rusia agar tidak merugikan ekonominya sendiri, sekaligus untuk menjaga pintu tetap terbuka untuk dialog dengan Rusia.