Kalteng Bakal Miliki Shrimp Estate, Gubernur Harap Jadi Model Nasional dan Pulihkan Ekonomi

JAKARTA - Rencana pembangunan kawasan tambak udang vaname atau shrimp estate, menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi pemerintah provinsi Kalimantan Tengah. Bahkan, pemprov Kalteng berharap, shrimp estate dapat menjadi model nasional.

"Pembangunan ini sebagai upaya pemulihan sekaligus peningkatan ekonomi di masa pandemi COVID-19," kata Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dikutip Antara, Minggu 13 Maret.

Pembangunan shrimp estate dilakukan berkelanjutan di sejumlah kabupaten. Lokasi tahap pertama di Desa Sei Raja, Kecamatan Jelai, Sukamara, selanjutnya 2023 dibangun di Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur, serta 2024 di Kotawaringin Barat dan Pulang Pisau.

Pengembangan shrimp estate sejalan dengan potensi kelautan dan perikanan di Kalteng. Tercatat, Kalteng memiliki panjang garis pantai sekitar 703,91 km dan potensi laut mencapai 94.500 km² berada di tujuh kabupaten pesisir yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa.

Apalagi secara geografis wilayah Kalteng juga beririsan dengan Ibu Kota Negara (IKN) baru yakni Nusantara di Kalimantan Timur. Berbagai kondisi ini, sudah seharusnya dimanfaatkan maksimal oleh pemda untuk dikembangkan.

"Dalam mengembangkan gagasan terhadap potensi kekayaan sumber daya alam, harus berangkat dari nawaitu yang tulus, yaitu untuk kesejahteraan rakyat," tegasnya.

Pemilihan Sukamara sebagai lokasi shrimp estate tahap pertama bukan tanpa alasan. Wilayah tersebut sudah punya eksisting tambak sebesar 832 ha dan dengan lokasi perencanaan shrimp estate mencapai 1.999 ha.

Pembangunan shrimp estate tahap pertama seluas 40,17 ha yang ingin dikembangkan pemprov dapat terintegrasi dengan wisata dan industri perikanan dengan kelengkapan fasilitas yang dibangun antara lain hatchery, cold storage, pabrik pakan, laboratorium kesling dan laboratorium nutrisi pakan.

"Pembangunan ini memberi dampak tumbuhnya pelaku usaha tambak udang vaname di Kalteng, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," jelasnya.

Pemprov membangun shrimp estate terintegrasi dengan industri perikanan, sehingga segala kebutuhan terhadap pengelolaan selesai di satu kawasan. Setelah itu dikembangkan menjadi kawasan wisata edukasi.

"Secara tidak langsung kita membangun pusat pembelajaran pengelolaan shrimp estate di Kalteng. Saya meyakini ini akan menjadi model nasional," ujarnya.

Kalteng pada 2022 melalui APBD menggelontorkan dana membangun shrimp estate tahap pertama sebesar sekitar Rp85 miliar, disamping itu juga membangun jaringan listrik Saluran Utama Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang 4 km.

Selain itu, jaringan listrik dalam kawasan tambak berkolaborasi dengan PLN dan untuk menunjang shrimp estate, pemprov juga akan meningkatkan jalan Sukamara-Lunci-Jelai sekitar Rp80 miliar.

"InshaAllah pembangunan dimulai April 2022, saat ini tim teknis sedang melakukan persiapan di lapangan," ujarnya.

Karena shrimp estate nanti dikembangkan menjadi kawasan terintegrasi wisata dan industri mulai dari hulu sampai ke hilir, maka segala aspek pendukung primer dan sekunder harus diperhatikan secara cermat.

Sugianto meyakini shrimp estate bukan hanya menjadi daya ungkit perekonomian, tapi akan menjadi salah satu sumber kekuatan ekonomi baru bagi wilayah pesisir Kalteng yang dimulai dari Sukamara, serta menjadi triger daerah lain.