Kinerja BRI Dianggap Unik, Bisa 'Sulap' Backbone Bisnis Mikro Jadi Market Cap Jumbo
JAKARTA - Sebagai sebuah entitas lembaga keuangan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) diyakini memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri di mata pelaku pasar dan investor global.
Salah satunya terkait strategi bisnis BRI yang menjadikan segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung (backbone) bisnisnya, bahkan hingga ke level usaha ultra mikro (UMi).
Meski demikian, BRI terbukti telah berkontribusi besar terhadap penerapan prinsip Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan) alias ESG, sebagai upaya untuk dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.
Dengan strategi bisnis tersebut, BRI dinilai bakal mampu mendongkrak kapitalisasi pasarnya hingga menembus angka Rp1.000 triliun pada tahun 2025 mendatang.
"Pangsa pasar UMKM di Indonesia yang begitu besar telah berhasil dan terus dioptimalisasi oleh BRI. Selain itu, penerapan ESG BRI juga sejalan dengan ekosistem keuangan berkelanjutan dan inklusivitas yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 ini," ujar Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, dalam sebuah diskusi Microfinance Outlook 2022, di Jakarta, Rabu, 2 Maret.
Baca juga:
Sebagai informasi, Data Kementerian Koperasi dan UKM RI pada 2019 lalu menyebut bahwa sedikitnya 65,46 juta, atau mencapai 99,99 persen dari total jumlah pelaku usaha di Indonesia merupakan para pelaku UMKM.
Besarnya porsi sektor tersebut juga berhasil menyerap lebih dari 119,5 juta tenaga kerja, atau sekitar 96,92 persen dari total jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia.
"Di level global saat ini banyak investor yang melihat dan mempertimbangkan penerapan aspek ESG ketika berinvestasi. Sehingga Saya pastikan bahwa seluruh program (kerja BRI) akan selalu menempatkan ESG sebagai salah satu key selling factor dan key operational factor," tutur Kartika, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama BRI ini.
Disebutkannya, bahwa saat ini posisi kapitalisasi pasar BRI berada di posisi Rp670 triliun. Dengan penerapan ESG secara komprehensif, baik sisi kredit, operasional hingga sosial perusahaan, Kartika merasa optimistis bahwa dalam beberapa tahun ke depan angka kapitalisasi pasar hingga Rp1.000 triliun masih sangat realistis untuk diwujudkan oleh BRI.
"Kemampuan BRI dalam memberdayakan sektor UMKM dan Ultra Mikro juga akan menjadi nuansa baru bagi investor global. Terlebih posisi BRI sebagai pemimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian, Saya yakin akan memiliki implikasi besar terhadap social empowerment di sektor ultra mikro," tegas Kartika.