Sebut Peruri Seperti 'Ular Piton', Ahok: Semua Ada Catatan Notulen dan Terekam

JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menduga Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) sengaja mencari untung dalam proyek kerja sama dengan Pertamina.

Sebab, Peruri yang juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta dana sebesar Rp500 miliar untuk proyek digitalisasi paperless. Hal ini membuat dirinya kesal.

Ahok dikonfirmasi mengenai hal ini enggan merinci apakah pembayaran proyek ini sudah dilakukan atau belum. Hanya saja, kata dia, semua tertulis rapi dalam notulen rapat. Bahkan ada video dalam rapat itu.

"Semua ada dalam notulen rapat terekam dan tertulis," kata Ahok kepada VOI, Jakarta, Rabu, 16 September.

Semua mengenai proyek ini, kata Ahok, pada waktunya akan dijelaskan. "Nanti Peruri bisa jelaskan sama direksi," ujar Ahok.

Ahok dalam cuplikan YouTube kanal Poin mengaku geram dengan Perum Peruri yang mematok harga Rp500 miliar atas proyek digitalisasi paperless.

"Sekarang saya lagi paksakan tanda tangan digital. Tapi Peruri masa minta Rp500 miliar untuk proyek digitalisasi paperless," kata Ahok dikutip Rabu.

"Itu sama aja udah dapet Pertamina enggak mau kerja lagi, tidur sepuluh tahun, jadi ular sanca, ular piton saya bilang," katanya. 

Menurut Ahok, proyek ini seharusnya jauh lebih murah. "Itu kan enggak masuk akal seperti ini, Anda Peruri sudah dapat Rp10 miliar, Rp20 miliar sudah bagus," kata dia.