Kemenparekraf Bersama OYO Kembangkan Desa Wisata Berbasis Digital
JAKARTA - Seiring dengan besarnya potensi pengembangan Desa Wisata dalam masa pemulihan pariwisata nasional saat ini, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan pelaku industri pariwisata dalam hal ini OYO, memperkuat kolaborasi guna mengoptimalkan potensi tersebut, termasuk dalam hal penginapan melalui digitalisasi.
Seperti diketahui, pariwisata dengan konsep wisata lebih bersahabat dengan alam dan masyarakat lokal, semakin menjadi tren bagi wisatawan, terlebih di tengah pandemi COVID-19.
OYO sebagai perusahaan hospitality berbasis teknologi, menginisiasi kolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah daerah setempat untuk mendukung percepatan dalam pengembangan Desa Wisata melalui digitalisasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengaku optimis terhadap kolaborasi yang terjalin, guna mendukung kebangkitan ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja dan peluang usaha baru untuk ekonomi kreatif serta mempercepat kemajuan kemandirian desa.
Sandiaga juga mengajak pelaku industri untuk bersama-sama mendigitalisasi melalui platform-platform, sebagai bagian dari transformasi dan promosi destinasi pariwisata.
"Tren pariwisata saat ini telah bergeser ke arah digital. Hampir seluruhnya dilakukan secara digital. Ayo sama-sama mendigitalisasi sebagai bagian dari transformasi dan promosi destinasi pariwisata melalui platform. OYO berada di garda terdepan di tengah tren pariwisata saat ini," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Rabu, 2 Maret.
"Kami ingin ajak OYO dan desa wisata untuk perkuat digitalisasi melalui pemanfaatan digital, enggak cuma jual online tapi juga create content creative," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Country Head OYO Hotels and Homes Indonesia Agus Hartono Wijaya mengatakan sebagai pelaku industri hospitality, OYO juga melihat digitalisasi menjadi kunci bagi percepatan pengembangan Desa Wisata.
"Selama pandemi, kami terus mengikuti perubahan preferensi wisatawan termasuk menjajaki berbagai potensi pengembangan industri ini. Kami melihat bahwa digitalisasi semakin mengambil peran dominan dalam masa pemulihan saat ini. Selain itu, preferensi konsumen juga semakin beralih ke wisata alam dan lokal," jelasnya.
Karena itu, kata Agus, berbekal kemampuan teknologi dan jangkauan pasar OYO, dirinya optimis bahwa kolaborasi ini mampu mempercepat pengembangan Desa Wisata yang memiliki konsep pariwisata unik.
"Kami juga mengapresiasi dukungan Kemenparekraf dan pemerintah setempat untuk bersama-sama membuka peluang-peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan pemulihan industri pariwisata di Indonesia," tuturnya.
Baca juga:
Lebih lanjut, Agus mengatakan, inisiatif ini juga menunjukkan komitmen OYO terhadap pasar Indonesia, yang merupakan salah satu pasar prioritas bagi OYO secara global. Agus juga mengatakan saat ini telah bergabung sekitar 15 desa wisata yang ada di 3 provinsi di Indonesia.
"Ke depan kami berusaha mengajak desa wisata lainnya untuk mendigitalkan daerahnya untuk memulihkan pariwisata di Indonesia," kata Agus.
Menyatukan konsep kearifan lokal dengan teknologi
Agus mengatakan keunikan dan karyawan lokal yang didukung dengan integrasi teknologi dan layanan terstandarisasi menjadi nilai jual dari konsep desa wisata ini.
Lebih lanjut, Agus mengatakan OYO juga akan meningkatkan dan mentransformasi okupansi penginapan di desa wisata dengan standarisasi kualitas pelayanan yang sarat akan kearifan lokal.
Setidaknya, terdapat dua teknologi unggulan OYO yang akan diintegrasikan di Desa Wisata. Pertama, OYO OS sebagai sistem manajemen hotel, seperti pemesanan, laporan pendapatan/tren, dan fitur live chat.
"Sistem ini akan sangat membantu Patron atau mitra Desa Wisata dalam mengelola penginapannya dengan lebih efisien," jelasnya.
Kedua, lanjut Agus, Co-OYO aplikasi yang memudahkan Patron OYO untuk mengelola performa bisnis.
"Guna memperluas jangkauan pasar, OYO juga telah menggandeng beberapa Online Travel Agent (OTA) yang bekerjasama di jaringan OYO untuk turut membantu memasarkan kamar penginapan yang berada di Desa Wisata," tuturnya.