Erick Thohir: Meski Minus, Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari G20
JAKARTA - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir menyatakan semua negara tidak memiliki formula penanganan COVID-19 dengan menggunakan pendekatan pemulihan ekonomi.
Karenanya, Erick menegaskan pilihan pemerintah untuk tidak menerapkan karantina wilayah (lockdown), melainkan PSBB, bukanlah demi memproteksi kepentingan ekonomi.
"Semua negara tidak punya formula menangani COVID-19 dengan pemulihan ekonomi. Karena, belum pernah terjadi hal seperti ini, di mana kesehatan sangat berdampak kepada usaha moneter," kata Erick dalam diskusi webinar, Selasa, 15 September.
Lagipula, kata Erick, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II dengan minus 5,3 persen masih lebih baik dari sejumlah negara G20 lainnya.
Indonesia memang lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi China yang tumbuh 3,2 persen. "China memang kebetulan sudah terkena lebih dahulu, karena itu dia mempunyai proteksi yang lebih advance daripada negara lain," ucap Erick.
Namun, pertumbuhan ekonomi negara lain tidak lebih baik dari Indonesia. Misalnya, pertumbuhan ekonomi India minus 23 persen, Inggris minus 21,7 persen, Perancis minus 18 persen, dan Amerika Serikat minus 9,1 persen.
"Bila dibandingkan dengan negara G20 lainnya, kita dalam posisi yang sangat baik. Dibandingkan negara Asia Tenggara juga sama seperti itu, dibandingkan Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan lain-lain," jelas Erick.
Melihat perbandingan kondisi perekonomian antarnegara, maka Erick menyebut fokus KPCPEN saat ini adalah penanganan kesehatan. Hal ini, kata dia, telah disepakati semua kementerian, berbagai tokoh masyarakat, serta tokoh agama.
"Di tahun 2020 ini kita harus fokus yang namanya kesehatan atau protokol COVID-19, seperti memakai masker, mencuci tangan, tentu jaga jarak. Testing, tracing, dan treatment adalah sebuah keharusan," jelasnya.